Prolog
Denis dan Awan
adalah sahabat sejak kecil. Mereka selalu bersama-sama dimanapun mereka berada.
Hingga mereka duduk di bangku SMA. Mereka memiliki sifat yang sangat berbeda.
Denis memiliki sifat yang tempramental, egois, sok tau dan lain sebagainya. Dan
Awan memiliki sifat yang kalem, pendiam, jutek, dingin, dan selalu fokus
terhadap sesuatunya. Namun, bagi Awan, Denis adalah sahabat yang terbaik.
Kenapa? Karena, dengan adanya Denis yang selalu disampingnya, dia tak usah
repot-repot menjawab setiap pertanyaan yang ditanyakan oleh teman disekitarnya.
Mungkin, menurut kalian itu aneh. Namun, hal itu sangat membuat Awan sangat
nyaman berteman dengan Denis yang terkadang tingkah lakunya sangat memalukan. Nah,
Denis memiliki kaka yang bernama Faqih. Walaupun mereka bersaudara, mereka
tidak pernah akur.
Scene 1
Denis sebenarnya
iri dengan Faqih yang memiliki kemampuan bermain gitar. Faqih memiliki sebuah
grup band. Dan band itu bernama The Arena yang sangat populer di kota Cirebon
pada saat itu. Oleh karena itulah Denis sangat iri terhadap Faqih, dan dia pun
mengajak Awan untuk membuat band ketika mereka sedang asik nongkrong di kantin,
Denis :
Wan, bikin band yuk. Gua tau lo bisa main gitar kan? Nah gua vokalisnya.
Awan :
Yakin lo? Suara yang begitu?*tanpamenolehkepadaDenis*
Denis :
Parah lo! Gini-gini sahabat lo! Mau kagaaa?
Awan :
Sori*flatface* yaudah oke. Tapi yang main bass sama drumnya siapa?
Denis :
Lo tenang aja. Gua bakalan cari, lo mau kasih nama band kita apa?
Awan :
Terserah*sambiltetapmembacabuku*
Denis :
Parah nih bocah! Lo jutek boleh wan, tapi jangan sama bestfriend lo dong. Parah
lo.
Awan :
Hmm, meter per second kuadrat aja*tetapmembacabuku*
Denis :
Lo mau bikin band atau mau ngerjain soal fisika?! Yaudehlah, cape gua ngomong
sama lo. Nama band kita The Trebelmaker aja.
Awan :
*Cumamenganggukankepalasambilmembukahalamanyangbaru*
Denis :
Ahh kaga seru lo. Mending cabut yuk ke kelas.
Awan :
Gua mau ke toilet dulu. Duluan aja.
Denis :
Ok.
Denis
dan Awan pun berpisah di depan kantin. Denis menuju kelas sedangkan Awan menuju
toilet.
*******
Scene 2
Ketika
keluar dari toilet, tanpa sengaja Awan menabrak seorang gadis yang sedang
berjalan dengan dua orang temannya.
Ully :
Sori, sori.
Awan awalnya
kesal, dan ketika melihat wajahnya. Oh! Dia adalah cinta pertamanya di SD dulu.
Mereka berpisah karena orang tua gadis itu pindah keluar kota. Dan namanya
adalah Ully.
Alifah :
Hello? Lo gapapa kan? Kok malah bengong gitu?
Awan :
Eh-eh gapapa kok. Hmm, kamu Ully kan? *sambilmenatapkearahUlly*
Ully
sejenak mengernyitkan keningnya dan dia pun juga teringat bahwa laki-laki itu
adalah Awan, teman SD-nya.
Ghina :
Sok kenal banget sih. Kan dia murid baru disini, pindahan dari Jakarta lagi, ga
mungkin lah kenal sama lo.
Ully :
Wa-wait! Aku tau, kamu Awan kan. Yang dulu pas SD kuper banget? Ga nyangka ya
bakal ketemu disini. Apa kabar?
Seketika,
Awan hanya bisa membeku dan dia pun tersenyum. Hal yang jarang dilakukannya
semenjak gadis itu pindah keluar kota.
Awan :
Iya, gua Awan. Baik, lo gimana? Pindah kesini lagi?
Ully :
Iya.
Dan,
bel tanda masuk pun berbunyi,
Ghina :
Udah yuk masuk kelas.
Alifah :
Gua belom ngerjain pr nih! Gawat! Yuk cepetan!
Ully :
Iya, bentar! Yaudah wan, duluan ya.
Awan :
Ok.
Awan pun
berjalan menuju kelasnya, namun dia ingat satu hal. Dia tidak menanyakan dimana
kelas Ully. Dia pun berbalik dan berteriak,
Awan :
Eh, lo dikelas berap...
Ully
tidak mendengar dan terlihat dia sedang berlari menuju kelasnya. Awan pun
berniat menemuinya sepulang sekolah nanti,
******
Scene 3
Ully,
Ghina dan Alifah pun sampai dikelas. Ully memang anak baru. Dia murid pindahan
dari Kalimantan. Ketika baru masuk, Alifah buru-buru ke mejanya dan mengeluarkan
buku Matematikanya serta langsung mengerjakan PR. Ully dan Ghina hanya bisa
menggeleng-gelengkan kepala.
Ghina :
Ohiya, kok kamu bisa kenal dia sih?
Ully :
Kan tadi aku udah bilang sama kamu, kalo dia itu temen SD aku dulu.
Ghina :
Oh, jadi kamu emang asli Cirebon gitu?
Alifah
yang sedang mengerjakan PR pun menjawab,
Alifah :
Yaiyalah, pake nanya lagi.
Ghina yang
mendengar hal tersebut, hanya bisa menggerutu.
Ully :
Udah, udah. Kalian berantem aja. Fah, mending kerjain aja PR-nya sebelum Pak
Nyoto masuk.
Alifah :
OK.
*********
Scene 4
Keesokan
harinya, Denis memberikan kabar bagus tentang kemajuan band yang ingin dia
bentuk kepada Awan. Sesampainya dikelas dia melihat Awan sedang mendengarkan
musik melalui headset. Dan, denis pun menghampirinya,
Denis :
Hoy! Masih pagi ini! Bengong aja!
Awan :
*mengernyitkankening*
Denis :
Ohiya broh! Gua udah dapet nih orang yang cocok jadi drummer sama bassist band kita!
Awan :
Siapa?*denganmukadatar*
Denis :
Drummernya itu Arief. Anak olimpiade Biologi.
Ternyata, dia juga jago main drum!
Awan :
Yakin lo? Terus, bassistnya siapa?
Denis :
hmm, anak baru. Namanya, Ully.
Ketika
mendengar nama itu, Awan yang tadinya enggan menanggapi Denis pun langsung
kaget.
Awan :
Hah? Lo yakin? Emang dia bisa main bass? Terus, emang dia mau?
Denis :
Jangan salah broh! Dia dari sekolah asalnya punya band. Gua tau dari facebook.
Hehe. Iya, dia langsung mau.
Awan
hanya bisa terdiam dan kemudian tersenyum,
Awan :
Yaudah kapan kita latihan?*dengansemangat*
Denis :
Semangat banget sih lo? Tumben
Awan :
Hmm, yaudah gajadi*kembalidenganmukadatarnya*
Denis :
Hahahaha, payah lo. Ngambekan, kayak cewe. Yaudah, pulang sekolah kumpul dulu
aja di kelas kita.
Awan :
Ngasih tau ke merekanya gimana?
Denis :
Hello! Lewat bbm kan bisa keleus.
Awan :
Ohiya, ok.
Awan
pun senang ketika mendengar hal tersebut, karena peluang untuk mendapatkan
gadis yang sudah mencari incarannya itu sangat besar. Tiba-tiba,
Denis :
Wan, pinjem catetan PR Matematika lo dong. Gua belom nih, hehe
Awan :
Kebiasaan. Hmmm, tapi ada satu syarat.
Denis :
Oke, apa syaratnya?
Awan :
Kasih tau kelas Ully dimana baru gua kasih catetan PR matematika gua.
Denis :
Emang kenapa bro? Lo demen sama dia?
Awan :
Banyak nanya. Gajadi deh gua kasih buku pr gua.
Denis :
Yahelah ngambekan banget parah. Oke gua kasih tau, dia di kelas XI IPA 6.
Yaudah sini mana bukunya.
Awan
pun akhirnya menyerahkan pr Matematikanya ke tangan Denis dan di dalam hatinya
dia sangat senang sekali. Apakah ini awal akan kebahagiaannya? Entahlah. Awan
pun tersenyum dan kembali memasangkan earphone barunya ke telinga.
*******
Scene 5
Sepulang
sekolah, Denis yang hendak pergi ke toilet, bertemu Faqih yang sedang berjalan
menuju ruang auditorium.
Faqih :
Gua denger-denger lo bakalan bikin band ya?
Denis
hanya bisa terdiam.
Faqih :
Akhirnya ada saingan The Arena juga. Goodluck ya buat band
lo.*sambilmenepukbahuDenis*
Denis :
Liat aja nanti, gua bakal ngalahin The Arena!
Faqih pun
memberhentikan langkahnya dan hanya bisa tersenyum lalu melanjutkan jalannya
menuju Auditorium. Lalu, Denis pun kembali ke kelas dengan langkah cepat dan
mengeluarkan handphone untuk memberitahu Arief dan Ully untuk berkumpul di
kelasnya untuk membahas tentang band yang akan mereka bentuk. Akhirnya, Ully
dan Arief pun sampai di kelas Denis. Lalu, rapat itu dibuka oleh Denis.
Denis :
Ok, thankyou ya udah mau hadir. Gua mulai aja deh, jadi kalian udah setuju kan
bakalan ikut band kita?
Arief :
Setuju kok. Ohiya, nama band kita apa ya?
Ully :
Iya, nama band kita apa sih?
Awan :
Nama band kita itu The Trebelmaker
Ully :
Lah, bukannya itu lagunya Hyuna ya artis korea gitu?
Seketika
Denis, Awan dan Arief hanya bisa terdiam karena kaget mendengar jawaban Ully.
Awan :
Beda. Emang gua pernah denger kok, kalo gasalah nama lagu mereka mah
Troublemaker Ully.
Ully :
Oh ya? Maasa sih? Udah ganti emang? Kok aku gatau ya?
Denis :
Heuh! Udah-udah! Malah ngebahas korea segala. Jadi kapan nih kita mau mulai
latihan?
Ully :
Yaudah gimana mulai besok aja? Besok aku gaada jadwal les.
Denis :
Ok. Gimana yang lain?
Arief :
Ok. Gua bisa.
Awan :
Gua juga!!*bersemangat*
Ully,
Denis dan Arief terkejut mendengar jawaban Awan yang terdengar seperti
teriakan, dan memang sebenarnya teriakan. Awan pun sadar, dan dia mengontrol mukanya
untuk kembali datar.
Denis :
Hmm. Gua juga bisa.
Arief :
Terus, mau latihan dimana?
Ully :
Gimana kalo di studionya Alifah aja? Sekalian dia katanya ngefans banget sama
kaka lo Denis, dia mau minta tanda tangannya. Lo bisa ajak dia sekalian gak?
Denis :
WOY!! Apa hubungannya sama kaka gua? Kalo lo mau kita latihan disana dan harus
ngundang kaka gua, mending gausah latihan aja. *denganmukapundung*
Awan
pun berbisik kepada Ully,
Awan :
Denis sama kakanya musuhan dari kecil. Makannya Denis mau bikin band gara-gara
dia iri sama kakanya. Kakaknya itu gitaris di band The Arena.
Ully pun
terkejut dan membuka mulutnya lebar-lebar.
Ully :
Maaf.... bukan maksud aku gitu, Den. Yaudah latihan aja, gausah undang kaka
kamu deh. Gimana?
Denis yang
tadinya ngambek akhirnya mengiyakan. Dan, pertarungan band kaka beradik pun
dimulai.
*****
Scene 6
Keesokan
harinya,
Di ruang studio
latihan, band The Trebelmaker pun sampai. Sedangkan, Alifah dan Ghina sedang
membersihkan ruang studio milik Alifah.
Denis :
Assalamualaikum
Alifah :
Waalaikumsalam
Ghina
pun bergegas membuka pintu studio.
Ghina :
Eh kalian? Yaudah yuk masuk-masuk.
Ully :
Hey, guys. Maaf nih jadi ngerepotin kalian.
Alifah :
Gapapa kok, kan lo temen gua. Ohiya, maaf yaa studio gua kotor dan sempit.
Ully :
Apasihh fah, nyaman banget kok. Iya kan guys? *menolehketemanBandnya*
Mereka
bertiga pun mengangguk (Awan,Denis dan Arief).
Ghina :
Kok kamu ga ngenalin mereka sih, Ul? Jahat banget.
Ully :
Ohiya, lupa. Kenalin ini Awan, Arief sama Denis. Awan itu gitaris, kalo Arief
drummer, nah kalo Denis vokalis*sambilmenunjukpersonilband-nya* Nah, mereka
berdua namanya Ghina sama Alifah. Mereka teman baruku di SMA.
G dan A :
Haaaiii. Senang berkenalan dengan kalian.
Arief
dan Denis pun tersenyum, sedangkan Awan menunjukkan ekspresi datarnya.
Alifah :
Yaudah, mulai aja latihannya. Kita liat boleh kan?
Denis :
Boleh, asal ga ganggu aja.
Mereka
pun latihan. Ketika latihan, banyak sekali kendala yang mereka alamin. Terutama
gara-gara Denis. Contohnya aja pas baru mulai latihan dia udah kelaperan gitu,
terus pas udah makan malah mules, akhirnya waktu tak terasa cepat berlalu dan
membuat Ully marah akan hal itu.
Ully :
BISA GA SIH KALIAN SERIUS LATIHAN? SEDIKIT-SEDIKIT MINTA BREAK! CAPE TAU!
Denis :
eh yaudah dong gausah nyolot! Jadi ini semua salah gua gitu hah? Udah deh
mending lo keluar aja dari band kita. Bawel dasar.
Ully
kaget mendengar hal tersebut dan dia pun membanting bass-nya dan berlari keluar
studio dan diikuti oleh Awan.
Awan :
Parah lo! Kasar banget sama cewe!
Denis
pun merasa menyesal mengatakan hal tersebut.
Alifah :
Tega lo sama sahabat gua! Udah deh mending kalian keluar aja sana!
Ghina :
Dan jangan pernah deketin Ully lagi!
Akhirnya,
Arief dan Denis pun keluar dari studio. Dan, latihan pertama mereka gagal dan
membuat band mereka hancur berantakan.
Arief :
Udah malem nih, gua duluan ya.
Denis
hanya bisa terdiam dan berjalan menuju rumahnya.
*******
Scene 7
Awan
pun mengejar Ully yang keluar dari studio,
Awan :
Ully! Berhenti! Jangan lari!
Ully
pun berhenti dan tetap menangis. Dia benar-benar kecewa terhadap sikap Denis
padanya.
Ully :
Apalagi wan? Kan aku bukan anggota band lagi! Gausah peduliin aku. Urus aja
sana band kamu!
Awan :
Ga gitu, kita bisa bicarain baik-baik Ul. Denis emang tempramental banget.
Emang gua sadar kalo dia emang salah, tapi plis lo kudu ngalah.
Ully :
Sori wan, aku gabisa. Sakit tau gak.
Awan
pun menghampiri Ully dan memberinya tissue.
Awan :
Udah jangan nangis lagi.
Ully :
Jahat banget yaa Denis tuh.
Awan :
Ul, sebenernya... gua suka sama lo. Udah lama banget, dari SD. Gua bersikap
dingin gara-gara kehilangan lo.
Ully
yang tadinya menangis tiba-tiba kaget dan...
Ully :
Ap-apa maksudmu?
Awan :
Iya, bener. Emang bukan waktu yang tepat buat ngungkapin semuanya ke lo. Tapi
gua jujur sayang sama lo.
Ully :
Kamu pasti Cuma mau menghibur aku kan?
Awan :
Serius. Ya, gua janji bakal bikin lo senyum terus kok. Asal, lo nerima gua.
Dan,
Ully hanya bisa terdiam dan menunduk malu.
******
Scene 8
Seminggu
kemudian, ada event perlombaan band di sekolah Denis, dan dia pun berniat untuk
mengikuti lomba tersebut. Lalu, dia memberitahukan hal tersebut kepada Awan.
Awan :
Serius? Terus yang jadi bassist siapa?
Denis :
Ga butuh bassist kok. Gua bisa main bass.
Awan tidak yakin
dengan ucapan sahabatnya barusan.
Denis :
Yeee malah bengong. Oiya, denger-denger anak baru itu punya pacar ya?
Awan pun kaget
Awan :
Serius? Lo tau darimana? Siapa pacarnya?
Denis :
dari cewe-cewe dikelaslah, kan pada doyan ngegosip. Katanya sih, dari kelas
kita. Tapi gua gatau siapa.
Awan
pun syok. Dia gamau orang-orang tahu tentang hubungannya dengan Ully yang sudah
berjalan seminggu apalagi Denis. Pasti akan marah besar.
Awan :
Cuma gosip kali. Back ke band kita. Yaudah, oke. Gua setuju. Besok latihan aja.
Denis :
Siap. Kita pinjem aja lagi studio Alifah.
Awan :
Gabakalan boleh.
Denis :
Tenang aja sih. Gua punya cara sendiri.
Awan :
Oke.
Denis
pun kembali ke kelasnya, sedangkan Awan sedang khawatir akan hubungannya yang
akan diketahui oleh sahabatnya itu. Dia harap, Denis gapernah tau.
******
Scene 9
Keesokan
harinya,
Denis :
Wan, yuk latihan.
Awan :
Dimana?
Denis :
Di studio temen gua.
Awan :
Hah? Siapa? Alifah?
Denis :
Bukan, itu lohhh si Umi. Dia juga punya studio gitu.
Awan :
Hah? Serius lo? Cewe kaya gitu?
Denis :
Udah deh, yuk buruan. Keburu sore, minggu besok udah mulai lomba. Tuh Arief
udah nunggu di depan.
Awan
pun hanya bisa mengernyitkan dahinya dan mereka pun menuju gerbang sekolah. Ketika
mereka melewati ruang auditorium sekolah, mereka melihat band Faqih sedang
latihan dan ada Ully disana sedang bermain bass.
Denis :
Tuh, liat kan? Penghianat emang dasar.
Awan
syok dan tidak bisa berkata apa-apa. Seketika, Ully melihat kearah Awan, dan
Awan langsung membuang muka. Dan ketika mendengar lagunya, Awan sadar itu
adalah lagu yang dibuat olehnya untuk Ully kemarin malam. Seketika itu juga,
Awan sedih dan hatinya hancur berantakan dan membuatnya lemas hingga jatuh.
Denis :
Oi broh! Lo kenapa?
Awan :
Gapapa. Gua Cuma mau, band kita menang.
Denis :
Tapi kok malah lemes gitu?
Awan :
Hmm, gapapa.
Arief :
Pasti lo kaget liat Ully sekarang sama band The Arena kan?
Awan :
Ngga kok, punya hak apa gua kaget liat dia sekarang disana.
Denis :
Yaudah, buruan berdiri. Sini gua bantu.
Sebenarnya,
Denis curiga terhadap tingkah Awan. Namun, dia menepisnya dan mengajak Awan
untuk berdiri dan mereka pun kembali melanjutkan perjalanan mereka menuju
studio Alifah.
********
Scene 10
Di
studio Umi,
Umi :
Kalian beneran mau bikin band? Aku denger Ully keluar dari band kalian?
Awan :
Iya, kami yakin bisa menang kok. Hmm, begitulah*sambilmelirikkearahdenis*
Denis :
Ahh udah-udah, males gua bahas penghianat itu lagi.
Umi :
Penghianat? Kok bisa?
Arief : Iya, dia sekarang kan jadi bassist
gitu di The Arena.
Umi :
Hah? Serius? Band kaka kamu bukan? Ihhh aku ngefans banget tau sama kaka kamu.
Awan
yang tadinya sedang melamun langsung kaget ketika Umi mengatakan hal tersebut.
Dan, benar saja. Denis yang tempramental itu langsung meluapkan emosinya.
Denis :
Oh, jadi lo nolongin gua biar bisa deket sama kaka gua gitu? Yaudah wan cabut
aja yuk. Males gua.
Umi :
Ngambekan banget sih, Den. Sori-sori, aku ikhlas kok bantu kamu. Gadapet
kakanya, adeknya juga gapapa. Hehe
Denis :
Jangan macem-macem deh lo! Genit banget jadi cewe. Iwh~
Awan
yang melihat kejadian tersebut pun tertawa terbahak-bahak.
Awan :
Gapapa kali, Denis. Lagian, lo udah lama jomblo juga.
Umi :
Oh ya? Udah berapa lama emang?
Denis :
Ahhhh, udah-udah. Gua mau latian, mending lo keluar sana, Mi.
Umi
pun ngambek dan akhirnya keluar dari studionya tersebut. Arief bingung.
Arief :
Sebenernya, studio ini punya dia kan? Kok jadi lo yang bentak-bentak dia?
Denis :
Ya begitulah kalo cowo yang punya kharisma, cewe-cewe langsung klepek-klepek.
Haha tapi gua ogah sama yang satu ini. Buat lo aja wan, gua ikhlas.
Awan :
Sori, dia bukan tipe gua.
Arief :
Ah, masa sih? Pasti mepet-mepet ke Umi kan?
Awan tidak menjawab, dan dia malah
melamunkan Ully sambil berkata
Awan :
Tipe gua itu, Ully*berbisik*
Denis :
Hah? Siapa?
Awan :
Bukan siapa-siapa. Yaudah ayo latian.
Akhirnya,
mereka pun memulai latihan. Entah mereka akan menang atau tidak, yang penting
mereka memiliki keinginan untuk berusaha terlebih dahulu dan tidak
memperdulikan jika hasilnya nanti tidak seperti apa yang diharapkan oleh
mereka.
*******
Scene 11
Acara
pertarungan band yang dinanti-nanti pun akhirnya tiba. Dan, acara itu pun
dimulai.
Umi :
Hello guys! Acara yang sudah lama kita tunggu-tunggu pun akhirnya dimulai. Dan
langsung saja kita mulai. Mari kita sambut kontestan pertama kita, The Arena!!!
Ketika band The
Arena memasuki panggung tidak terlihat adanya Faqih dan Ully disana dan
menyebabkan band The Arena tidak sebagus biasanya. Namun, Awan sudah tidak
peduli tentang Ully. Sudah seminggu ini juga dia tidak berkomunikasi sama
sekali dengan gadis itu. Yang hanya ada dipikirannya hanyalah harus menang
dalam perlombaan tersebut.
Umi :
Gimana penampilan mereka? Bagus bukan? Nah, sekarang. Mari kita sambut
kontestan kita selanjutnya. Mereka adalah band terbaru yang ada di sekolah ini.
Kalian penasaran? Yaudah, mari kita sambut, the Treblemaker!!!
Di
belakang panggung,
Denis :
Ok, guys. Saatnya kita tampil. Yuk kumpul dan doa dulu.
Awan :
Semoga kita bisa memberikan penampilan yang bagus buat penonton dan
melakukannya tanpa kesalahan. Amin.
Arief :
Satu, dua, tiga.
D, A, A :
THE TREBELMAKER!
Mereka
pun masuk kedalam panggung dan memulai aksi panggung mereka.
*laguN.Flying-Reason*
Ketika
mereka selesai membawakan lagu, mereka kembali ke backstage. Dan, disana sudah
ada Ully, Faqih, Alifah dan Ghina.
Faqih :
Congrats ya Denis, lo sukses banget malem ini. Dan kalian semua hebat!
Denis pun
dipeluk oleh Faqih, Denis masih tidak percaya.
Denis :
Bentar-bentar, kok lo ga ikut tampil sama The Arena sih?
Ully :
Iya, kita mutusin buat keluar dari The Arena. Kakak kamu dari belakang
digosipin terus sama mereka.
Denis :
Hmmm, yaudah lo yang sabar ya. Maafin gua, selama ini belom jadi ade yang baik
buat lo.
Faqih :
No problem.
Tiba-tiba,
Umi datang dan langsung memberikan ucapan selamat kepada The Trebelmaker,
khususnya Denis. Ya, ternyata gadis itu sudah lama menyukai Denis dari jaman
dahulu kala.
Umi :
Hey, penampilan kalian keren banget! Apalagi kamu, Denis.
Denis :
Hmm, makasih*denganmukajutek*
Arief :
Thanks ya, Umi.
Awan :
Lo mau gua fotoin ga sama Denis? Jarang banget nih, apalagi nanti kalo kita
terkenal. Bakalan susah dapetin fotonya.
Denis :
APA-APAAN WAN? Wahhh songong. Kagak! Gua gak mau ah! Apaan sih lo!
Faqih :
Hahaha, emang kenapa bro? Kan sama temen ini. Atau jangan-jangan lo suka ya
sama dia, makannya jadi salting gitu?
Denis :
Kaka mikir aja dong. Tipe cewe gua tuh setara sama Agnes Monika. Masa iya gua
suka sama Umi? Yaudah buruan foto.
Umi :
Yeayy!! Baik deh. Awan, tolong dong fotoin. Nih hapenya.
Dan
akhirnya Umi dan Denis pun foto berdua. Ully pun melirik kearah Awan yang
sedang memotret Umi dan Denis. Ully merasa bersalah sekali, dan ingin meminta
maaf. Lalu, dia menghampiri Awan.
Ully :
Wan, maafin aku ya.
Mendengar
suara Ully, Awan pun membeku dan kaget.
Ully :
Mungkin, emang aku egois. Aku juga salah ga ngasih tau kamu tentang aku masuk
ke band The Arena. Aku lakuin itu gara-gara aku suka main Bass, dan masalah
lagu yang kita bawain pas latihan itu Cuma nunjukin ke kamu, lagu itu aku
aransemen buat kamu, Wan.
Arief :
Bentar, kalian kenapa sih? Kaya yang lagi pacaran aja.
Awan :
Emang. Selama ini kita pacaran, Rif. Maafin gua Denis belom bisa ngasih tau lo.
Gua takut lo bakal ngejauh dari gua dan bakalan nolak jadi sahabat gua lagi.
Denis :
Parah........ gua kan sahabat lo! Masa gua gatau lo pacaran? Pajak jadian aja
belom! Parah!
Awan
dan Ully kaget mendengar jawaban Denis. Mereka mengira, kalau Denis akan marah
besar ketika mendengar mereka pacaran, namun ternyata dia malah senang.
Ghina :
Jadi, Ully sama Awan baikan kan? Kasian Ully tuh galau terus tiap hari.
Alifah :
Iya, nanyain Awan terus pas dikantin.
Ully
hanya bisa menundukkan kepala karena malu dan Awan pun tersenyum mendengarnya.
Faqih :
Yaudah, gimana kalo malem ini gua traktir kalian semua makan?
Alifah :
SERIUS KAK?!!! Kebetulan nih aku laper. Hehe
Semua
yang ada diruangan tersebut diam dan seketika mereka tertawa.
Ghina :
Dasar, kamu mah ngurusin perut aja, Fah.
Alifah :
Yeeee, bodo amat. Gapapa kan ka Faqih? Hehe
Faqih :
Hahaha, gapapa kok. Nyantai aja, yaudah ayo cepet.
Dan,
mereka pun pergi ke tempat makan yang ada di salah satu mall terbesar di
Cirebon. Denis pun mengetahui sebenarnya kakaknya itu memiliki sifat yang baik
dan karena iri yang membuat mereka jauh. Dan untuk Awan dan Ully, mereka
belajar apa yang sebenarnya disebut dengan cinta. Mereka juga mengetahui bahwa
jika mencintai seseorang harus menggunakan hati yang tulus.
THE
END