TUGAS ILMU BUDAYA DASAR
“TRADISI PANJANG JIMAT”
Disusun Oleh :
Nama : Siti Alifah Nurjanah
NPM :16115596
Kelas :1KA08
Dosen : Sulistining Trimulyani
UNIVERSITAS GUNADARMA
FAKULTAS ILMU KOMPUTER DAN
TEKNOLOGI INFORMASI
JURUSAN SISTEM INFORMASI
TAHUN 2015/2016
1. Pendahuluan
A. Latar
Belakang
Budaya atau Kebudayaan berasal dari bahasa
Sansekerta yaitu buddhayah, yang
merupakan bentuk jamak dari buddhi
(Budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi, dan akal
manusia. Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J.
Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang
terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh
masyarakat itu sendiri. Istilah untuk pendapat itu adalah Cultural Determinism. Herkovits memandang kebudayaan sebagai
sesuatu yang turun temurun dari satu generasi ke generasi lain, yang kemudian
disebut sebagai superorganic.
Dapat disimpulkan
bahwa, kebudayaan adalah sesuatu yang akan memengaruhi tingkat pengetahuan, dan
meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam kehidupan sehari-hari,
kebudayaan itu bersifat abstrak. Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah
benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa
perilaku, dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku,
bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang
seluruhnya ditujukan untuk membantu anusia dalam melangsungkan kehidupan
bermasyarakat.
Kota Cirebon adalah
salah satu kota yang berada di Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Berada di
pesisir utara Pulau Jawa. Cirebon memiliki kebudayaan yang khas dan unik.
Kondisi geografisnya sangat memungkinkan terjadinya persilangan budaya,
terutama budaya Sunda, Jawa, Cina, Arab, India, dan Barat yang diterima dengan
penuh bangga oleh kaum muda. Kota Cirebon memiliki berbagai seni dan budaya
tradisional khas yang bernuansa Islam serta bercirikan tentang kehidupan dan
perjuangan.
Kebudayaan yang ada di
kota Cirebon sebenarnya memiliki potensi untuk dikembangkan sehingga dapat
diberdayakan menjadi nilai luhur yang dapat dilestarikan dan dapat disajikan
nilai komoditas parawisata sebagai daya tarik tersendiri di kota Cirebon.
B.
Tujuan
Penulisan makalah ini
diharapkan dapat mengenalkan budaya Cirebon yang tidak banyak orang
mengetahuinya agar dapat terus dilestarikan dan diharapkan dapat menggugah hati
pembaca agar tetap bangga terhadap kebudayaan yang Indonesia miliki serta
memiliki inovasi agar mengembangkan kebudayaan yang sudah hampir punah di era
globalisasi ini.
C.
Manfaat
Dari makalah ini, kita
dapat mengetahui salah satu kebudayaan Cirebon yang sangat khas dan unik yang
membutuhkan dukungan untuk terus dilestarikan dan dikembangkan agar bisa lebih
baik lagi.
2. Isi
Panjang
jimat atau grebeg mulud adalah sebuah ritual tradisional yang rutin dan turun
temurun dilaksanakan di Keraton Cirebon yang memiliki tujuan untuk memperingati
hari kelahiran Nabi Muhammad SAW atau tepat pada malam 12 Rabiul Awal atau
Maulid. Bentuk dari Panjang Jimat berupa piring besar buatan China yang
berdekorasi kalimat Syahadat bertuliskan huruf Arab yang diyakini dibawa oleh
Sunan Gunung Jati. Sebutan panjang jimat itu sendiri adalah berasal dari dua
kata yaitu Panjang dan Jimat. Panjang yang berarti panjang yang tak berujung
dan Jimat yang berarti siji kang dirumat yang berarti tulisan syahadat yang
tertulis dipiring tersebut agar umat muslim tetap memegang teguh keyakinannya
sampai akhir hayat.
Inti
dari panjang jimat adalah menceritakan kehidupan Nabi Muhammad SAW sejak dalam
kandungan hingga kelahirannya yang diceritakan melalui simbol-simbol. Prosesi
panjang jimat biasanya dimulai dari jam 9 malam yang diawali dari Keraton yang
kemudian Panjang Jimat dibawa oleh iring-iringan dari Bangsal Agung Panembahan
ke Langgar Agung. Di Langgar Agung, diadakan acara pembagian sega rosul untuk masyarakat yang konon
katanya dapat membawa berkah kedalam kehidupan. Sega rosul itu sendiri merupakan nasi yang bahan bakunya dihasilkan
secara alami yaitu dari gabah yang disisilkan (membuka kulit gabah dengan
tangan dan mulut) oleh perawan sunti.
Iring-iringan
panjang jimat ini dibagi dalam 19 golongan. Golongan pertama dan golongan kedua
membawa lilin yang menggambarkan sosok paman dan kakek Nabi Muhammad SAW yaitu
Abu Thalib dan Abdul Muthalib ketika mengantar Siti Amina untuk melahirkan Nabi
Muhammad SAW. Diantara iring-iringan tersebut, terdapat golongan yang
seluruhnya berisi pria yang membawa Manggaran, Nagan dan Jantungan. Ketiga hal
tersebut melambangkan kebaikan Abdul Muthalib. Lalu, di antara iring-iringan
tersebut, terdapat pula golongan yang seluruhnya berisi perempuan yang membawa
Bokor Kuningan yang berisi koin-koin yang melambangkan sifat Siti Amina.
Diikuti dengan seorang wanita yang membawa nampan yang terdiri dari botol
berisi Lenga Mawar (distilasi bunga mawar) yang melambangkan air ketuban.
Berawal dari Bangsal Prabayaksa hingga Langgar Agung yang merupakan tempat tujuan. Disana, akan disambut oleh pengawal yang membawa obor dimana melambangkan sosok Abu Thalib, paman Nabi Muhammad SAW ketika beliau menyambut kelahiran Rasulullah. Di Langgar Agung, Panjang Jimat tersebut kemudian dibuka dimana didalamnya terdapat 38 piring pusaka yang dikenal bersejarah dan dikeramatkan karena merupakan peninggalan Sunan Gunung Djati. Lalu, setelah itu, diadakan pengajian dan shalawatan yang dipimpin langsung oleh imam Masjid Agung Sang Cipta Rasa Keraton Kasepuhan. Setelah pengajian selesai, panjang jimat tersebut kemudian disantap bersama-sama, dimana biasanya rakyat Cirebon dan sekitarnya berusaha untuk bisa menyalami dan menyentuh tangan dari Sultan Kasepuhan yang bernama PRA Arief. Dalam keyakinan masyarakat, bila berhasil menyentuhnya, maka akan mendapatkan berkah dalam kehidupannya.
3. Referensi
portalcirebon.blogspot.co.id/2011/02/tradisi-panjang-jimat-keraton-cirebon.html?m=1
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapushuffff
Hapusbermanfaat bgt kok kak mantepp
BalasHapus