Sabtu, 14 Oktober 2017

Teknologi Penalaran Berbasis Kasus (Case Based Reasoning) untuk Diagnosa Penyakit Kehamilan


Latar Belakang        

Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan rancangan konsep PBK yang dapat digunakan dalam pemanfaatan PBK untuk mendiagnosa penyakit pada kehamilan. Dimana penyakit pada kehamilan merupakan salah satu penyakit yang harus diwaspadai. Karena hal ini menyangkut kesehatan ibu dan bayi.



Pembahasan

Penalaran berbasis kasus atau PBK adalah salah satu metode pendekatan berbasis pengetahuan untuk mempelajari dan memecahkan masalah berdasarkan pengalaman pada masa lalu. Pengalaman yang lalu dikumpulkan dan disimpan dalam tempat yang disebut “Basis Kasus”. Basis kasus adalah kumpulan kasus-kasus yang pernah terjadi. Untuk menghasilkan solusi suatu masalah, PBK harus melakukan beberapa tahap proses dimana PBK harus mencari kemiripan kasus baru dengan kasus yang tersimpan, atau ketika ada perubahan terhadap solusi suatu kasus.

            Proses PBK membutuhkan empat tahap, yaitu :

1.      Retrieve adalah menentukan kembali kasus yang sama atau yang paling mirip dengan kasus baru.

2.      Reuse adalah menggunakan kembali informasi dan pengetahuan basis kasus untuk memecahkan masalah kasus baru (disebut juga transfer solusi).

3.      Revise adalah merevisi atau memperbaiki solusi yang diusulkan.

4.      Retain adalah menyimpan pengalaman untuk memecahkan masalah yang akan datang kedalam basis kasus.

PBK sudah banyak dimanfaatkan banyak pengguna, ada tiga fungsi yang berbeda dari sistem PBK berdasarkan tingkat keterlibatan pengguna yang semakin meningkat (Althoff,2001), yaitu :

·         Sistem PBK sebagai Diagnosis, dimana pengguna memanfaatkan PBK dalam sistem yang digunakan sebagai alat bantu untuk menentukan hasil diagnosa suatu masalah.

·         Sistem PBK sebagai Pendukung Keputusan, dalam tipe ini basis kasus yang digunakan dalam PBK harus sangat banyak.

·         Sistem PBK sebagai Manajemen Pengetahuan, digunakan untuk mengelola pengetahuan yang didapatkan dari pakar atau ahli disuatu bidang.

Berdasarkan tahapan yang ada dalam suatu sistem PBK, diperlukan tiga langkah utama dalam menentukan solusi, yaitu :

·         Membangun basis kasus, yang digunakan sebagai tempat penyimpanan. Pada langkah ini, setiap kasus yang disimpan dibagi menjadi empat bagian, yaitu :

o   Usia ibu hamil

o   Usia kandungan

o   Gejala-gejala penyakit

o   Penyakit dan solusi

·         Menentukan fungsi kemiripan (similarity), digunakan untuk mengenali kesamaan atau kemiripan antara kasus-kasus yang sudah tersimpan dalam basis kasus dengan kasus yang baru.

·         Pengambilan data, pada langkah ini kasus-kasus yang telah tersimpan dalam basis kasus diambil atau dipilih sebagai sebuah solusi, dimana data ditampilkan dengan urutan tingkat similarity yang paling tinggi dengan range antara 0 sampai 1.

Kesimpulan

            Dapatkah manusia membuat suatu teknologi yang cerdas? Tentu bisa. Berdasarkan paper yang sudah saya ringkas diatas, saya dapat mengetahui bahwa PBK merupakan penggabungan teknologi grid computing, dan teknologi web yang memberikan kreasi dan implementasi pada teknologi cerdas berbasis web. PBK dapat mendiagnosa penyakit kehamilan, yang dapat membantu dokter kandungan dalam mengambil keputusan terkait gejala-gejala yang timbul dari pasien tersebut. Gejala-gejala tersebut dilihat dari segi kemiripan dengan kasus-kasus yang telah terjadi dan tersimpan pada basis kasus. Setelah itu, mesin PBK akan mencari kasus yang sudah terjadi sebelumnya yang mirip dengan gejala-gejala tersebut. Lalu, menghasilkan sebuah solusi alternatif yang akan digunakan oleh dokter untuk menangani kasus pasien yang bersangkutan. Hal ini membuktikan, bahwa manusia dapat membuat suatu teknologi cerdas yang dapat membantu pekerjaannya dalam kehidupan sehari-hari.

            Namun, apakah sebuah teknologi cerdas dapat lebih cerdas daripada seorang manusia? Tentu tidak, karena contohnya saja PBK. PBK tidak menjamin solusi terbaik atau solusi optimum karena hanya memberikan solusi berdasarkan kasus-kasus yang disimpan. Apabila sebuah kasus baru tidak memiliki satupun kemiripan dari kasus-kasus yang ada di dalam basis kasus PBK, maka dibutuhkan analisa pakar atau ahli kesehatan tentang kasus baru tersebut. Lalu, setelah dianalisa oleh ahli atau pakar kesehatan akan menghasilkan sebuah solusi baru. Setelah itu, solusi baru tersebut disimpan dalam basis data. Hal ini menunjukkan bahwa, teknologi yang cerdas bukan berarti dapat lebih cerdas dibandingkan seorang pakar atau ahli.

Referensi :

http://jurnal.uii.ac.id/index.php/Snati/article/viewFile/760/695
Jangan lupa untuk cantumkan link jika ingin meng-copy tulisan saya di blog ini. Terimakasih