Minggu, 08 November 2015

Rangkuman Bab 7 Masyarakat Pedesaan dan Masyarakat Perkotaan






1.      MASYARAKAT PERKOTAAN, ASPEK-ASPEK POSITIF DAN NEGATIF
A.     PENGERTIAN MASYARAKAT
Menurut beberapa ahli mengenai masyarakat, seperti :
 
a)      R. Linton : Masyarakat adalah setiap kelompok manusia yang telah cukup lama hidup dan bekerjasama, sehingga mereka dapat mengorganisasikan diri, berpikir tentang dirinya dalam satu kesatuan sosial dengan batas-batas tertentu.
b)      M.J. Herskovits : Masyarakat adalah kelompok individu yang diorganisasikan dan mengikuti satu cara hidup tertentu
c)      J.L. Gillin dan J.P. Gillin : masyarakat adalah kelompok manusia terbesar dan mempunyai kebiasaan, tradisi, sikap dan perasaan persatuan yang sama
Jika, mengikuti definisi Linton, kelompok manusia yang dimaksud diatas mengalami proses yang fundamental, yaitu :
 
a)      Adaptasi dan organisasi dari tingkah laku para anggota
b)      Timbul perasaan berkelompok secara lambat laun atau I esprit de cerpa
Jadi, dalam arti luas masyarakat adalah keseluruhan hubungan-hubungan dalam hidup bersama dan tidak dibatasi oleh lingkungan, bangsa dan sebagainya. Sedangkan, dalam arti sempit masyarakat adalah sekelompok manusia yang dibatasi oleh aspek-aspek tertentu, misal : teritorial, bangsa, dan sebagainya.
           Masyarakat harus mempunyai syarat-syarat sebagai berikut:
a)      Harus ada pengumpulan dan harus banyak.
b)      Menetap disuatu daerah tertentu
c)      Adanya peraturan/undang-undang yang mengatur mereka
Berdasarkan cara terbentuknya, masyarakat dibagi dalam :
a)      Masyarakat paksaan, misal : negara, masyarakat tawanan dll
b)      Masyarakat merdeka, yaitu :
1)      Masyarakat natuur : terbentuk dengan sendirinya karena hubungan darah atau keturunan.
2)      Masyarakat kultur : terbentuk karena kepentingan dunia atau kepercayaan, misal : koperasi, kongsi perekonomian, dsb
               Dari sudut antropologinya, maka terdapat 2 tipe masyarakat :
Pertama, masyarakat yang belum kompleks, belum mengenal pembagian kerja, struktur dan aspek-aspeknya masih dapat dipelajari sebagai satu kesatuan.
Kedua, masyarakat kompleks, sudah menjalankan spesialisasi dalam segala bidang. IPTEK sudah berkembang dan maju.
 
A.     MASYARAKAT PERKOTAAN
 
Sering disebut urban community. Pengertian masyarakat perkotaan ditekankan sifat-sifat kehidupannya serta ciri-ciri kehidupan yang berbeda dengan masyarakat pedesaan.
 
Ada beberapa ciri masyarakat kota, yaitu :
1)      Kehidupan keagamaan kurang hanya setempat di tempat peribadatan, seperti dimasjid. Kehidupannya cenderung berada dalam lingkungan ekonomi, perdagangan atau cenderung ke arah duniawi.
2)      Menonjolnya sifat individualisme. Disebabkan perbedaan kepentingan, paham politik, perbedaan agama, dsb
3)      Pembagian kerja lebih tegas dan punya batas-batas nyata. Derajat perorangan lebih diutamakan dan sering terjadi diskriminasi.
4)      Peluang mendapatkan pekerjaan lebih banyak dibanding warga desa tidak terbatas pada satu sektor.
5)      Interaksi terjadi karena faktor kepentingan yang didasarkan dari pikiran rasional yang pada umumnya dianut masyarakat kota.
6)      Pentingnya faktor waktu, untuk mengejar kepentingan individu.
7)      Sering terjadi pertentangan antar golongan tua dengan golongan muda disebabkan perubahan-perubahan sosial yang terjadi  di kota yang menyebabkan warganya lebih sering mengikuti pola baru pengaruh dari luar.
 
B.     PERBEDAAN DESA DAN KOTA
1)      Jumlah dan kepadatan penduduk
2)      Lingkungan hidup
3)      Mata pencaharian
4)      Corak kehidupan sosial
5)      Stratifikasi sosial
6)      Mobilitas sosial
7)      Pola interaksi sosial
8)      Solidaritas sosial
9)      Kedudukan dalam hierarki sistem administrasi nasional
Penduduk kota jumlahnya lebih banyak, hal ini berkaitan dengan kepadatan penduduk yang berpengaruh terhadap pola pembangunan perumahan.
Lingkungan hidup di desa lebih dekat dengan alam bebas, udaranya lebih bersih, terdapat berbagai jenis tumbuh-tumbuhan dan berbagai satwa yang sangat berlawanan dengan lingkungan kota yg sebagian besar dilapisi beton dan aspal.  Udara di kota terasa pengap karena sudah tercemar. Hiruk pikuk lalu lalang kendaraan ataupun manusia saling berebut satu sama lain. Kota sudah mengalami sentuhan teknologi.
Perbedaan paling menonjol adalah mata pencaharian warga kota dengan warga desa. Kegiatan utama penduduk desa adalah bidang agraris dan tergantung pada usaha peternakan dan juga perikanan darat. Sedangkan kota, pusat kegiatan sektor ekonomi sekunder yaitu bidang industri, sektor ekonomi tertier yaitu bidang pelayanan jasa. Jadi, kegiatan desa adalah mengolah alam untuk memenuhi kebutuhan pokok manusia, sedangkan kegiatan perkotaan mengolah bahan mentah dari desa menjadi bahan setengah jadi sehingga berwujud bahan jadi yang dapat dikonsumsi.
Perbedaan lainnya adalah, hal distribusi hasil produksi. Di desa jumlah dan jenis barang yang tersedia sangat terbatas, sedangkan di kota tersedia berbagai macam barang dan jumlahnya melimpah. Bidang produksi dan jalur distribusi di perkotaan lebih kompleks dibandingkan pedesaan, dimana teknologi yang digunakan lebih canggih yang memerlukan tenaga-tenaga ahli khusus untuk memperlancar arus distribusi.
Corak kehidupan sosial di desa cenderung homogen yang berkebalikan dengan kehidupan sosial di kota yang sangat heterogen, karena di koa saling bertemu berbagai suku bangsa, agama, kelompok, dan masing-masing memiliki kepentingan berlainan.
 
Mobilitas sosial di kota jauh lebih besar dibanding di desa, karena seseorang memiliki kesempatan lebih besar untuk berpindah kedudukan yang lebih tinggi atau lebih rendah atau perpindahan ke pekerjaan yang setingkat.
Pola interaksi sosial masyarakat ditentukan oleh struktur sosial masyarakat tersebut. Sedangkan, struktur sosial dipengaruhi oleh lembaga-lembaga sosial yang ada pada masyarakat itu. Pada masyarakat pedesaan, berperan dalam interaksi dan hubungan sosial adalah motif sosial. Dalam interaksi sosial selalu diupayakan agar kesatuan sosial tak terganggu, konflik atau pertentangan sosial dihindarkan, jika terjadi konflik, diusahakan konflik tersebut tidak terbuka di depan umum. Jika terjadi pertentangan, diusahakan dirukunkan yang merupakan prinsip yang menjiwai hubungan sosial pada masyarakat pedesaan dimana lebih dipengaruhi oleh motif ekonomi daripada motif sosial.
Motif nasional lainnya, seperti politik, pendidikan, maka kota memiliki kedudukan lebih tinggi daripada desa. Belum ada angka pasti mengenai jumlah pengangguran di Indonesia, tapi jumlah setengah pengangguran semakin tahun semakin tinggi. Berikut angka-angka pengangguran dari Biro Statistik :
 
 
 
         Dari tabel diatas, dapat ditarik kesimpulan, antara lain :
1)      Angka rata-rata setengah pengangguran lebih dari sepertiga angkatan kerja seluruhnya, bahkan untuk wilayah pedesaan jauh berada diatas angka rata-rata ada juga berada diatas angka setengah pengengguran di kota.
2)      Pertumbuhan angka setengah pengangguran cenderung meningkat pada tahun-tahun terakhir.
Jumlah angkatan kerja yang tidak punya pekerjaan tetap di desa jauh lebih besar dibanding di perkotaan. Di perkotaan kesempatan kerja jauh lebih luas di sektor formal maupun sektor informal. Hal ini yang merupakan faktor terjadinya suatu arus perpindahan besar-besaran penduduk desa ke wilayah perkotaan atau yang sering disebut dengan urbanisasi.
Pada masyarakat desa, pola interaksinya horizontal, dipengaruhi sistem keluarga. Sedangkan pada masyarakat kota, pola interaksinya ke arah vertikal, sistem feodal berpengaruh, karena masyarakat terbagi dalam beberapa kedudukan dari sekelompok orang. Solidaritas sosial pada kedua masyarakat ini juga berbeda. Kesamaan adat kebiasaan, kesamaan tujuan dan kesamaan pengalamanlah yang menyatukan masyarakat pedesaan. Sebaliknya, solidaritas masyarakat kota terbentuk karena adanya perbedaan-perbedaan dalam masyarakat.
 
2.  HUBUNGAN DESA DAN KOTA
Diantara keduanya terdapat hubungan yang erat, bersifat ketergantungan, karena saling membutuhkan. Kota bergantung pada desa dalam memenuhi kebutuhan warganya yaitu bahan-bahan pangan seperti beras, sayur mayur, daging dan ikan. Selain itu, desa juga merupakan sumber tenaga kasar bagi jenis pekerjaan di kota, misal buruh bangunan dalam proyek perumahan
Sebaliknya, desa memerlukan barang-barang yang dihasilkan di kota seperti bahan pakaian, alat dan obat-obatan pembasmi hama pertanian, dll. Kota juga menyediakan tenaga ahli dalam bidang jasa tertentu yang dibutuhkan oleh orang desa. Dalam kenyataannya, kadang-kadang hal diatas tidak terwujud karena adanya beberapa pembatas. Jumlah penduduk semakin meningkat, padahal luas lahan pertanian sulit berkembang. Peningkatannya hanya diusahakan melalui intensifikasi budi daya dalam bidang pertanian.
Padahal, pertambahan hasil pangan yang diperoleh tidak sebanding dengan pertambahan jumlah penduduk, sehingga suatu saat hasil pertanian hanya cukup memenuhi kebutuhan penduduk desa saja, tidak bisa dijual keluar kota. Dalam keadaan ini, kota terpaksa mengimpor dari luar negeri.
Peningkatan jumlah penduduk yang tidak diimbangi perluasan kesempatan kerja pada akhirnya berakibat di pedesaan makin bertambahnya angka pengangguran.
 
 
3.     ASPEK POSITIF DAN NEGATIF
Perkembangan kota merupakan manifestasi dari pola kehidupan sosial, ekonomi, kebudayaan dan politik. Secara umum, lingkungan perkotaan harus memiliki 5 unsur yang meliputi :
a.       Wisma : Digunakan untuk tempat berlindung serta untuk melangsungkan kegiatan sosial dalam keluarga. Diharapkan :
1)      Dapat mengembangkan daerah perumahan penduduk
2)      Memperbaiki keadaan lingkungan perumahan
b.      Karya : Syarat utama bagi eksistensi suatu kota, merupakan jaminan kehidupan bermasyarakat.
c.       Marga : Untuk menyelenggarakan hubungan antar suatu tempat dengan tempat lain dalam kota, serta antara daerah lainnya. Termasuk :
1)      Usaha pengembangan jaringan jalan dan fasilitasnya
2)      Pengembangan jaringan telekomunikasi
d.      Suka : Untuk memenuhi kebutuhan penduduk akan fasilitas-fasilitas hiburan, rekreasi, dll
 
e.       Penyempurnaan : Termasuk fasilitas keagamaan, perkuburan kota, fasilitas pendidikan dan kesehatan, dan jaringan utilitas umum.
Kelima unsur pokok ini merupakan pola pokok dari komponen perkotaan yang kuantitas dan kualitas dirinci dalam perencanaan suatu kota tertentu sesuai dengan tuntutan kebutuhan di masa datang.
 
Hendaknya dituangkan dalam suatu kebijaksanaan dasar yang terkait dengan pengembangan wilayah dan interaksi kota secara berimbang dan harmonis. Maka fungsi dan tugas aparatur pemerintah harus ditingkatkan:
1)      Aparatur kota harus dapat menangani berbagai masalah yang timbul dikota. Harus memiliki pengetahuan administrasi kota dan perencanaan kota.
2)      Kelancaran pelaksanaan pembangunan dan pengaturan tata kota dikerjakan dengan cepat dan tepat
3)      Keamanan kota harus ditangani dengan baik
4)      Harus ditingkatkan kerjasama yang baik antar pemimpin di kota dengan para pemimpin di tingkat yang lebih tinggi mengingat manfaatnya bagi wilayahnya tersebut.
Rumusan pengemangan kota tergambar dalam pendekatan penanganan masalah kota sebagai berikut :
 
1)      Menekan angka kelahiran (program KB)
2)      Mengalihkan pusat industri ke pinggiran kota
3)      Membendung urbanisasi
4)      Mendirikan kota satelit dimana pembukaan usaha relatif rendah
5)      Meningkatkan fungsi dan peranan desa yang ada di sekitar kota
6)      Transmigrasi bagi warga yang miskin dan pengangguran.
Perkembangan kota harus mengarah pada penyesuaian lingkungan fisik ruang kota dengan perkembangan sosial dan kegiatan usaha masyarakatnya. Kota juga punya peran/fungsi eksternal, yaitu seberapa jauh fungsi dan peran kota dalam kerangka wilayah dan daerah yang dilingkupi dan melingkupinya, dalam skala regional maupun nasional. Diharapkan suatu pengembangan kota tidak mengarah pada satu organ tersendiri yang terpisah dengan daerah sekitar, tapi saling memengaruhi.
 
 
 4.      MASYARAKAT PEDESAAN
A.     PENGERTIAN DESA/PEDESAAN
Menurut Paul H. Landis, desa adalah penduduknya kurang dari 2.500 jiwa.
Dengan ciri-ciri sebagai berikut :
a)      Mempunyai pergaulan hidup yang saling mengenal
b)      Ada pertalian perasaan yang sama tentang kesukaan terhadap kebiasaan
c)      Cara berusaha (ekonomi) adalah agraris yang paling umum. Yang dipengaruhi alam seperti : iklim, keadaan alam, kekayaan alam, sedangkan pekerjaan yang bukan agraris adalah bersifat sambilan
 
Adapun yang menjadi ciri-ciri masyarakat pedesaan antara lain :
a)      Antara warganya mempunyai hubungan yang lebih mendalam dan erat.
b)      Sistem kehidupan umumnya berkelompok dengan dasar kekeluargaan
c)      Sebagian besar mata pencahariannya adalah bertani. Pekerjaan lainnya hanya merupakan pekerjaan sambilan untuk mengisi waktu luang
d)      Masyarakatnya homogen
 
Oleh karena kepentingan pokoknya hampir sama, masyarakat desa selalu bekerja sama untuk mencapai kepentingan-kepentingan mereka dalam arti lain, bentuk kerjasamanya dalam masyarakat sering diistilahkan dengan gotong royong dan tolong menolong. Gotong royong ada dua macam, yaitu :
a)      Kerja bersama untuk pekerjaan yang timbulnya dari inisiatif warga masyarakat itu sendiri.
b)      Kerjasama untuk pekerjaan yang inisiatifnya tidak timbul dari masyarakat itu sendiri berasal dari luar.
 
 
B.  HAKIKAT DAN SIFAT MASYARAKAT PEDESAAN
Masyarakat Infonesia lebih dari 80% tinggal di pedesaan dengan mata pencaharian bersifat agraris. Tetapi sebenarnya dalam masyarakat pedesaan terdapat ketegangan-ketegangan sosial antara lain :
a)      Konflik (pertengkaran)

                          Pertengkaran yang terjadi berkisar pada masalah sehari-hari rumah tangga
                          dan menjalar ke     luar rumah, sedangkan sumber pertengkaran itu masalah kedudukan dan 
                          gengsi,perkawinan,dsb
 
a)      Kontraversi (pertentangan)
Disebabkan oleh perubahan konsep kebudayaan (adat istiadat, psikologi atau dalam hubungan dengan guna-guna. Meninjau masalah kontraversi ini dari sudut kebiasaan masyarakat
b)      Kompetisi (Persiapan)
Wujud persaingan itu bisa positif dan negarif. Positif bila saling meningkatkan usaha untuk prestasi dan produksi atau ouput (hasil), sebaliknya yang negatif itu ketika berhenti pada sifat iri, menyebarkan fitnah-fitnah tanpa mau berusaha untuk bersaing secara sehat.
c)      Kegiatan pada masyarakat pedesaan
Masyarakat pedesaan mempunyai penilaian tinggi terhadap mereka yang dapat bekerja keras tanpa bantuan orang lain.
 
 
                        Menurut Mubiyarto, petani Indonesia mempunyai sifat berikut :
a)      Petani tidak kolot, tidak bodoh atau tidak malas. Mereka bekerja keras agar tidak mati kelaparan.
b)      Sifat hidup penduduk desa atau para petani kecil dengan rata-rata luas sawah ± 0,5 ha yang serba kekurangan adalah menyerah pada takdir karena merasa tidak berdaya.
 
 
C. SISTEM NILAI BUDAYA PETANI INDONESIA
Sistem nilai budaya petani Indonesia antara lain :
a)      Para petani Indonesia menganggap bahwa hidupnya sebagai sesuatu hal yang buruk, penuh dosa, kesengsaraan. Tetapi itu tidak berarti harus menghindari hidup yang nyata dan menghindarkan diri tetapi harus menyadari keburukan hidup itu dengan berlaku prihatin dan berusaha atau ikhtiar.
b)      Mereka beranggapan bahwa orang bekerja untuk hidup dan untuk mencapai kedudukannya.
c)      Mereka berorientasi pada masa ini, kurang memperdulikan masa depan.
d)      Menganggap bahwa alam tidak menakutkan bila ada bencana alam hanya merupakan suatu yang harus wajib diterima dengan menyesuaikan diri dengan alam, kurang adanya usaha untuk menguasai
e)      Untuk menghadapi alam, mereka hidup bergotong royong, mereka sadar hidup pada hakikatnya tergantung pada sesama.
 
          Mentalitas para petani perlu dikaji dan diadakan penelitian dan pembahasan secara ilmiah dan mendalam agar diarahkan pada keberhasilan pembangunan. Setiap program pembangunan desa dimaksudkan untuk membantu, dan memacu masyarakat desa membangun berbagai sarana dan prasarana desa.
Dari segi geografisnya, desa adalah suatu hasil perpaduan antara kegiatan sekelompok manusia dengan lingkungannya. Kemajuan negara dan kehidupan modern menyebabkan banyak perubahan wujud desa.
 
 
 
D.     UNSUR-UNSUR DESA
1)      Daerah : tanah yang produktif dan yang tidak, beserta penggunaannya, termasuk unsur lokasi, luas dan batas yang merupakan lingkungan geografis setempat.
2)      Penduduk : meliputi jumlah pertambahan, kepadatan, persebaran dan mata pencaharian penduduk desa setempat
3)      Tata Kehidupan : pola pergaulan dan ikatan-ikatan pergaulan warga desa.
Ketiga unsur desa ini saling berkaitan tidak lepas satu sama lain. Unsur daerah, penduduk dan tata kehidupan merupakan suatu kesatuan hidup.
Corak kehidupan desa didasarkan ikatan kekeluargaan yang erat. Faktor lingkungan geografis memberi pengaruh terhadap kegotongroyongan ini misal :
a.       Faktor topografi setempat yang memberikan ajang hidup dan bentuk adaptasi penduduk.
b.      Faktor iklim dapat memberi pengaruh positif dan negatif terhadap penduduk terutama petani-petaninya.
c.       Faktor bencana alam yang harus dihadapi dan dialami bersama yang menimbulkan hubungan sosial yang akrab.
 
 
E.     FUNGSI DESA
1.      Dalam hubungannya dengan kota, maka desa merupakan daerah dukung berfungsi sebagai suatu daerah pemberian bahan makanan pokok.
2.      Ditinjau dari sudut potensi ekonomi berfungsi sebagai lumbung bahan mentah dan tenaga kerja
3.      Dari segi kegiatan kerja desa merupakan desa agraris, manufaktur, industri, nelayan, dsb. Jika berhasil, maka akan memperkuat ketahanan secara nasional.
 
Ciri-ciri masyarakat pedesaan di Indonesia pada umumnya :
1)      Homogenitas sosial
Hanya terdiri dari satu atau beberapa kekerabatan saja.
2)      Hubungan Primer
Hubungan kekeluargaan dilakukan musyawarah, mulai masalah umum sampai masalah pribadi.
3)      Kontrol sosial yang ketat
4)      Gotong royong
Semua masalah diselesaikan secara gotong royong, baik gotong royong murni maupun gotong royong timbal balik.
5)      Ikatan Sosial
Setiap anggotanya diikat dengan nilai adat dan kebudayaan, jika ada yang melanggar akan dihukum dan dikeluarkan dari ikatan sosial dengan cara mengucilkan. Oleh karena itu, setiap anggota harus patuh dan taat melaksanakan aturan yang berlaku.
6)      Magis Religius
Setiap kegiatan kehidupan dijiwai dan diarahkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Misal, mengadakan selamatan untuk meminta rezeki, perlindungan, dsb.
7)      Pola Kehidupan
 
      Bermata pencaharian bidang agraris, baik pertanian, perkebunan, perikanan dan peternakan.
5.      URBANISASI DAN URBANISME
Prosesnya dapat terjadi dengan lambat maupun cepat, tergantung dari keadaan masyarakat yang bersangkutan. Proses tersebut terjadi dengan menyangkut dua aspek, yaitu :
1)      Perubahan masyarakat desa menjadi masyarakat kota
2)      Bertambahnya penduduk kota yang disebabkan oleh mengalirnya penduduk dari desa.
Sehubungan dengan proses diatas, maka ada beberapa sebab, antara lain:
1)      Daerah yang menjadi pusat pemerintahan
2)      Letaknya strategis sekali untuk usaha pedagangan
3)      Timbulnya industri di daerah itu (barang dan jasa)
 Menurut Koentjaraningrat, suatu masyarakat desa menjadi suatu persekutuan hidup dan kesatuan sosial didasarkan dua macam prinsip :
a.       Prinsip hubungan kekerabatan
b.      Prinsip hubungan tinggal dekat/teritorial.
 
Prinsip ini tidak lengkap jika tidak adanya :
a.       Tujuan khusus yang ditentukan faktor ekologis
b.      Prinsip yang datang dari “atas” oleh aturan dan undang-undang
 
 
 
 
6.      PERBEDAAN MASYARAKAT PEDESAAN DENGAN MASYARAKAT PERKOTAAN
 
1.      LINGKUNGAN UMUM DAN ORIENTASI TERHADAP ALAM
Masyarakat pedesaan berhubungan kuat dengan alam, menyebabkan pola pikir dan falsafah hidupnya ditentukan oleh kepercayaan dan hukum alam. Sedangkan penduduk kota, kehidupannya “bebas” dari realitas alam.
2.      PEKERJAAN ATAU MATA PENCAHARIAN
Pada umumnya, mata pencaharian daerah pedesaan adalah bertani dan berdagang. Di masyarakat kota mata pencaharian cenderung menjadi terspesialisasi, yang dapat dikembangkan.
3.      UKURAN KOMUNITAS
Komunitas pedesaan lebih kecil dari komunitas perkotaan.
 
 
4.      KEPADATAN PENDUDUK
Penduduk desa kepadatannya lebih rendah dibanging kepadatan penduduk kota. Karena, adanya urbanisasi warga desa ke daerah kota.
5.      HOMOGENITAS DAN HETEROGENITAS
 
 
Homogenitas dalam ciri-ciri sosial dan psikologis, bahasa, kepercayaan, adat-
istiadat, dan perilaku sering nampak pada masyarakat pedesaan dibandingkan dengan masyarakat perkotaan. Di kota sebaliknya, penduduknya heterogen, terdiri dari orang-orang berbagai macam suku, ras, dan bangsa.
 
6.      DIFERENSIASI SOSIAL
Keadaan heterogen penduduk kota berindikasi pentingnya derajat tinggi dalam diferensiasi sosial. Sedangkan, tingkat homogenitasi di kehidupan masyarakat desa cukup tinggi dan relatif berdiri sendiri dengan derajat lebih rendah daripada diferensiasi sosial.
 
7.      PELAPISAN SOSIAL
Ada beberapa perbedaan diantara masyarakat desa dengan kota :
a.       Pada masyarakat kota aspek kehidupan pekerjaan, ekonomi dan sosial politik lebih banyak sistem pelapisannya dibanding di desa
b.      Kesenjangan antara kelas ekstrem dalam piramida sosial tidak terlalu besar di masyarakat desa, sedangkan di kota jarak antara kelas ekstrem yang kaya dan miskin cukup besar.
c.       Umumnya, masyarakat desa berada pada kelas menengah, sebab orang kaya dan orang miskin sering bergeser ke kota disebabkan ikut transmigrasi.
d.      Ketentuan kasta tidak banyak dipakai, tetapi di Indonesia khususnya di Bali ada ketentuan kasta.
 
8.      MOBILITAS SOSIAL
Terjadinya peristiwa mobilitas sosial disebabkan oleh penduduk kota yang heterogen, terkonsentrasinya lembaga-lembaga, saling tergantungnya organisasi-organisasi, dan tingginya diferensiasi sosial, sehingga mobilitas sering terjadi di kota dibanding dengan daerah pedesaan. Segi-segi penting dari mobilitas tersebut adalah :
a.       Banyak penduduk yang pindah kamar atau rumah ke kamar atau rumah lain, karena sistem kontrak yang terdapat di kota, dan di desa tidak demikian
b.      Waktu yang tersedia bagi penduduk kota untuk berpergian per satuan penduduk lebi banyak dibanding orang desa
c.       Berpergian setiap hari di dalam atau di luar dan pusat penduduk, di daerah kota lebih besar dibandingkan dengan penduduk di desa
d.      Waktu luang di kota lebih sedikit dibandingkan dengan di daerah pedesaan, sebab mobilitas penduduk kota lebih tinggi
9.      INTERAKSI SOSIAL
Perbedaan yang penting dalam interaksi sosial daerah pedesaan dengan perkotaan :
a.       Jumlah masyarakat pedesaan lebih sedikit dan tingkat mobilitas sosialnya rendah.
b.      Dalam kontak sosial berbeda secara kuantitatif maupun kualitatif.
10.      PENGAWASAN SOSIAL
Tekanan sosial masyarakat di desa lebih kuat karena kontaknya bersifat pribadi dan ramah-tamah (informal), dan keadaan masyarakat yang homogen. Di kota, pengawasan sosial lebih bersifat formal, pribadi, kurang “terkena” aturan yang ditegakkan, dan peraturan lebih menyangkut masalah pelanggaran.
 
11.      POLA KEPEMIMPINAN
Di pedesaan untuk menentukan kepemimpinan ditentukan oleh kualitas pribadi dari individu.
 
12.      STANDAR KEHIDUPAN
Di kota, dengan konsentrasi dan jumlah penduduk yang padar, tersedia dan ada kesanggupan menyediakan kebutuhan tersebut. Sedangkan, di desa orientasi hidup dan pola pikir masyarakat desa yang sederhana dan standar hidup kurang mendapat perhatian.
 
13.      KESETIAKAWANAN SOSIAL
Kesetiakawanan sosial pada masyarakat pedesaan dan masyarakat perkotaan banyak ditentukan oleh beberapa faktor yang berbeda. Pada masyarakat desa, kesetiakawanan sosial akibatdari sifat yang sama, pengalaman yang sama, tujuan yang sama. Terdapat pula gotong royong dan musyawarah untuk menyelesaikan masalah.
Kesatuan dan kepaduan daerah kota berbeda dimana dasarnya dari ketidaksamaan dan perbedaan pembagian tenaga kerja, saling tergantung, spesialisasi, tidak bersifat pribadi, dan macam-macam perjanjian serta hubungan lebih bersifat formal.
 
14.      NILAI DAN SISTEM NILAI
Perbedaannya dapat diamati dalam kebiasaan, cara, dan norma yang berlaku.
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
    
 
 

 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jangan lupa untuk cantumkan link jika ingin meng-copy tulisan saya di blog ini. Terimakasih