1.
MASYARAKAT
PERKOTAAN, ASPEK-ASPEK POSITIF DAN NEGATIF
A.
PENGERTIAN
MASYARAKAT
Menurut
beberapa ahli mengenai masyarakat, seperti :
a)
R.
Linton : Masyarakat adalah setiap kelompok manusia yang telah cukup lama hidup
dan bekerjasama, sehingga mereka dapat mengorganisasikan diri, berpikir tentang
dirinya dalam satu kesatuan sosial dengan batas-batas tertentu.
b)
M.J.
Herskovits : Masyarakat adalah kelompok individu yang diorganisasikan dan
mengikuti satu cara hidup tertentu
c)
J.L.
Gillin dan J.P. Gillin : masyarakat adalah kelompok manusia terbesar dan
mempunyai kebiasaan, tradisi, sikap dan perasaan persatuan yang sama
Jika, mengikuti definisi Linton,
kelompok manusia yang dimaksud diatas mengalami proses yang fundamental, yaitu
:
a)
Adaptasi
dan organisasi dari tingkah laku para anggota
b)
Timbul
perasaan berkelompok secara lambat laun atau I esprit de cerpa
Jadi, dalam arti luas masyarakat adalah keseluruhan
hubungan-hubungan dalam hidup bersama dan tidak dibatasi oleh lingkungan,
bangsa dan sebagainya. Sedangkan, dalam arti sempit masyarakat adalah
sekelompok manusia yang dibatasi oleh aspek-aspek tertentu, misal : teritorial,
bangsa, dan sebagainya.
Masyarakat
harus mempunyai syarat-syarat sebagai berikut:
a)
Harus
ada pengumpulan dan harus banyak.
b)
Menetap
disuatu daerah tertentu
c)
Adanya
peraturan/undang-undang yang mengatur mereka
Berdasarkan cara terbentuknya, masyarakat dibagi dalam
:
a)
Masyarakat
paksaan, misal : negara, masyarakat tawanan dll
b)
Masyarakat
merdeka, yaitu :
1)
Masyarakat
natuur : terbentuk dengan sendirinya karena hubungan darah atau keturunan.
2)
Masyarakat
kultur : terbentuk karena kepentingan dunia atau kepercayaan, misal : koperasi,
kongsi perekonomian, dsb
Dari sudut antropologinya, maka
terdapat 2 tipe masyarakat :
Pertama, masyarakat yang belum
kompleks, belum mengenal pembagian kerja, struktur dan aspek-aspeknya masih
dapat dipelajari sebagai satu kesatuan.
Kedua, masyarakat kompleks, sudah
menjalankan spesialisasi dalam segala bidang. IPTEK sudah berkembang dan maju.
A. MASYARAKAT
PERKOTAAN
Sering disebut urban community.
Pengertian masyarakat perkotaan ditekankan sifat-sifat kehidupannya serta
ciri-ciri kehidupan yang berbeda dengan masyarakat pedesaan.
Ada
beberapa ciri masyarakat kota, yaitu :
1)
Kehidupan
keagamaan kurang hanya setempat di tempat peribadatan, seperti dimasjid.
Kehidupannya cenderung berada dalam lingkungan ekonomi, perdagangan atau
cenderung ke arah duniawi.
2)
Menonjolnya
sifat individualisme. Disebabkan perbedaan kepentingan, paham politik,
perbedaan agama, dsb
3)
Pembagian
kerja lebih tegas dan punya batas-batas nyata. Derajat perorangan lebih
diutamakan dan sering terjadi diskriminasi.
4)
Peluang
mendapatkan pekerjaan lebih banyak dibanding warga desa tidak terbatas pada
satu sektor.
5)
Interaksi
terjadi karena faktor kepentingan yang didasarkan dari pikiran rasional yang
pada umumnya dianut masyarakat kota.
6)
Pentingnya
faktor waktu, untuk mengejar kepentingan individu.
7)
Sering
terjadi pertentangan antar golongan tua dengan golongan muda disebabkan
perubahan-perubahan sosial yang terjadi
di kota yang menyebabkan warganya lebih sering mengikuti pola baru
pengaruh dari luar.
B. PERBEDAAN
DESA DAN KOTA
1)
Jumlah
dan kepadatan penduduk
2)
Lingkungan
hidup
3)
Mata
pencaharian
4)
Corak
kehidupan sosial
5)
Stratifikasi
sosial
6)
Mobilitas
sosial
7)
Pola
interaksi sosial
8)
Solidaritas
sosial
9)
Kedudukan
dalam hierarki sistem administrasi nasional
Penduduk kota jumlahnya lebih
banyak, hal ini berkaitan dengan kepadatan penduduk yang berpengaruh terhadap
pola pembangunan perumahan.
Lingkungan hidup di desa lebih
dekat dengan alam bebas, udaranya lebih bersih, terdapat berbagai jenis
tumbuh-tumbuhan dan berbagai satwa yang sangat berlawanan dengan lingkungan
kota yg sebagian besar dilapisi beton dan aspal. Udara di kota terasa pengap karena sudah tercemar.
Hiruk pikuk lalu lalang kendaraan ataupun manusia saling berebut satu sama
lain. Kota sudah mengalami sentuhan teknologi.
Perbedaan paling
menonjol adalah mata pencaharian warga kota dengan warga desa. Kegiatan utama
penduduk desa adalah bidang agraris dan tergantung pada usaha peternakan dan juga
perikanan darat. Sedangkan kota, pusat kegiatan sektor ekonomi sekunder yaitu
bidang industri, sektor ekonomi tertier yaitu bidang pelayanan jasa. Jadi,
kegiatan desa adalah mengolah alam untuk memenuhi kebutuhan pokok manusia,
sedangkan kegiatan perkotaan mengolah bahan mentah dari desa menjadi bahan
setengah jadi sehingga berwujud bahan jadi yang dapat dikonsumsi.
Perbedaan lainnya adalah, hal
distribusi hasil produksi. Di desa jumlah dan jenis barang yang tersedia sangat
terbatas, sedangkan di kota tersedia berbagai macam barang dan jumlahnya
melimpah. Bidang produksi dan jalur distribusi di perkotaan lebih kompleks
dibandingkan pedesaan, dimana teknologi yang digunakan lebih canggih yang
memerlukan tenaga-tenaga ahli khusus untuk memperlancar arus distribusi.
Corak kehidupan sosial di desa
cenderung homogen yang berkebalikan dengan kehidupan sosial di kota yang sangat
heterogen, karena di koa saling bertemu berbagai suku bangsa, agama, kelompok,
dan masing-masing memiliki kepentingan berlainan.
Mobilitas sosial di kota jauh
lebih besar dibanding di desa, karena seseorang memiliki kesempatan lebih besar
untuk berpindah kedudukan yang lebih tinggi atau lebih rendah atau perpindahan
ke pekerjaan yang setingkat.
Pola interaksi sosial masyarakat
ditentukan oleh struktur sosial masyarakat tersebut. Sedangkan, struktur sosial
dipengaruhi oleh lembaga-lembaga sosial yang ada pada masyarakat itu. Pada
masyarakat pedesaan, berperan dalam interaksi dan hubungan sosial adalah motif
sosial. Dalam interaksi sosial selalu diupayakan agar kesatuan sosial tak
terganggu, konflik atau pertentangan sosial dihindarkan, jika terjadi konflik,
diusahakan konflik tersebut tidak terbuka di depan umum. Jika terjadi
pertentangan, diusahakan dirukunkan yang merupakan prinsip yang menjiwai
hubungan sosial pada masyarakat pedesaan dimana lebih dipengaruhi oleh motif
ekonomi daripada motif sosial.
Motif nasional lainnya, seperti
politik, pendidikan, maka kota memiliki kedudukan lebih tinggi daripada desa.
Belum ada angka pasti mengenai jumlah pengangguran di Indonesia, tapi jumlah
setengah pengangguran semakin tahun semakin tinggi. Berikut angka-angka
pengangguran dari Biro Statistik :
Dari tabel diatas, dapat ditarik
kesimpulan, antara lain :
1)
Angka rata-rata setengah pengangguran lebih dari sepertiga
angkatan kerja seluruhnya, bahkan untuk wilayah pedesaan jauh berada diatas
angka rata-rata ada juga berada diatas angka setengah pengengguran di kota.
2)
Pertumbuhan angka setengah pengangguran cenderung meningkat pada
tahun-tahun terakhir.
Jumlah
angkatan kerja yang tidak punya pekerjaan tetap di desa jauh lebih besar
dibanding di perkotaan. Di perkotaan kesempatan kerja jauh lebih luas di sektor
formal maupun sektor informal. Hal ini yang merupakan faktor terjadinya suatu
arus perpindahan besar-besaran penduduk desa ke wilayah perkotaan atau yang
sering disebut dengan urbanisasi.
Pada masyarakat
desa, pola interaksinya horizontal, dipengaruhi sistem keluarga. Sedangkan pada
masyarakat kota, pola interaksinya ke arah vertikal, sistem feodal berpengaruh,
karena masyarakat terbagi dalam beberapa kedudukan dari sekelompok orang.
Solidaritas sosial pada kedua masyarakat ini juga berbeda. Kesamaan adat
kebiasaan, kesamaan tujuan dan kesamaan pengalamanlah yang menyatukan
masyarakat pedesaan. Sebaliknya, solidaritas masyarakat kota terbentuk karena
adanya perbedaan-perbedaan dalam masyarakat.
2. HUBUNGAN DESA
DAN KOTA
Diantara keduanya terdapat hubungan yang erat, bersifat
ketergantungan, karena saling membutuhkan. Kota bergantung pada desa dalam
memenuhi kebutuhan warganya yaitu bahan-bahan pangan seperti beras, sayur
mayur, daging dan ikan. Selain itu, desa juga merupakan sumber tenaga kasar
bagi jenis pekerjaan di kota, misal buruh bangunan dalam proyek perumahan
Sebaliknya,
desa memerlukan barang-barang yang dihasilkan di kota seperti bahan pakaian,
alat dan obat-obatan pembasmi hama pertanian, dll. Kota juga menyediakan tenaga
ahli dalam bidang jasa tertentu yang dibutuhkan oleh orang desa. Dalam
kenyataannya, kadang-kadang hal diatas tidak terwujud karena adanya beberapa pembatas. Jumlah penduduk semakin meningkat, padahal luas
lahan pertanian sulit berkembang. Peningkatannya hanya diusahakan melalui
intensifikasi budi daya dalam bidang pertanian.
Padahal, pertambahan hasil pangan yang diperoleh tidak sebanding
dengan pertambahan jumlah penduduk, sehingga suatu saat hasil pertanian hanya
cukup memenuhi kebutuhan penduduk desa saja, tidak bisa dijual keluar kota.
Dalam keadaan ini, kota terpaksa mengimpor dari luar negeri.
Peningkatan jumlah penduduk yang tidak diimbangi perluasan
kesempatan kerja pada akhirnya berakibat di pedesaan makin bertambahnya angka
pengangguran.
3.
ASPEK POSITIF DAN NEGATIF
Perkembangan kota merupakan
manifestasi dari pola kehidupan sosial, ekonomi, kebudayaan dan politik. Secara
umum, lingkungan perkotaan harus memiliki 5 unsur yang meliputi :
a.
Wisma : Digunakan untuk
tempat berlindung serta untuk melangsungkan kegiatan sosial dalam keluarga.
Diharapkan :
1)
Dapat mengembangkan daerah
perumahan penduduk
2)
Memperbaiki keadaan
lingkungan perumahan
b.
Karya : Syarat utama bagi
eksistensi suatu kota, merupakan jaminan kehidupan bermasyarakat.
c.
Marga : Untuk
menyelenggarakan hubungan antar suatu tempat dengan tempat lain dalam kota,
serta antara daerah lainnya. Termasuk :
1)
Usaha pengembangan jaringan
jalan dan fasilitasnya
2)
Pengembangan jaringan
telekomunikasi
d.
Suka : Untuk memenuhi
kebutuhan penduduk akan fasilitas-fasilitas hiburan, rekreasi, dll
e.
Penyempurnaan : Termasuk fasilitas
keagamaan, perkuburan kota, fasilitas pendidikan dan kesehatan, dan jaringan
utilitas umum.
Kelima unsur pokok ini merupakan pola pokok dari komponen
perkotaan yang kuantitas dan kualitas dirinci dalam perencanaan suatu kota
tertentu sesuai dengan tuntutan kebutuhan di masa datang.
Hendaknya dituangkan dalam suatu kebijaksanaan dasar yang terkait
dengan pengembangan wilayah dan interaksi kota secara berimbang dan harmonis.
Maka fungsi dan tugas aparatur pemerintah harus ditingkatkan:
1)
Aparatur kota harus dapat
menangani berbagai masalah yang timbul dikota. Harus memiliki pengetahuan
administrasi kota dan perencanaan kota.
2)
Kelancaran pelaksanaan
pembangunan dan pengaturan tata kota dikerjakan dengan cepat dan tepat
3)
Keamanan kota harus
ditangani dengan baik
4)
Harus ditingkatkan kerjasama
yang baik antar pemimpin di kota dengan para pemimpin di tingkat yang lebih
tinggi mengingat manfaatnya bagi wilayahnya tersebut.
Rumusan pengemangan kota
tergambar dalam pendekatan penanganan masalah kota sebagai berikut :
1)
Menekan angka kelahiran
(program KB)
2)
Mengalihkan pusat industri
ke pinggiran kota
3)
Membendung urbanisasi
4)
Mendirikan kota satelit
dimana pembukaan usaha relatif rendah
5)
Meningkatkan fungsi dan
peranan desa yang ada di sekitar kota
6)
Transmigrasi bagi warga yang
miskin dan pengangguran.
Perkembangan kota harus mengarah pada penyesuaian lingkungan fisik
ruang kota dengan perkembangan sosial dan kegiatan usaha masyarakatnya. Kota
juga punya peran/fungsi eksternal, yaitu seberapa jauh fungsi dan peran kota
dalam kerangka wilayah dan daerah yang dilingkupi dan melingkupinya, dalam
skala regional maupun nasional. Diharapkan suatu pengembangan kota tidak
mengarah pada satu organ tersendiri yang terpisah dengan daerah sekitar, tapi
saling memengaruhi.
4.
MASYARAKAT
PEDESAAN
A. PENGERTIAN DESA/PEDESAAN
Menurut Paul H. Landis, desa
adalah penduduknya kurang dari 2.500 jiwa.
Dengan ciri-ciri sebagai berikut :
a)
Mempunyai pergaulan hidup
yang saling mengenal
b)
Ada pertalian perasaan yang
sama tentang kesukaan terhadap kebiasaan
c)
Cara berusaha (ekonomi)
adalah agraris yang paling umum. Yang dipengaruhi alam seperti : iklim, keadaan
alam, kekayaan alam, sedangkan pekerjaan yang bukan agraris adalah bersifat
sambilan
Adapun yang menjadi ciri-ciri masyarakat pedesaan antara lain :
a)
Antara warganya mempunyai
hubungan yang lebih mendalam dan erat.
b)
Sistem kehidupan umumnya
berkelompok dengan dasar kekeluargaan
c)
Sebagian besar mata
pencahariannya adalah bertani. Pekerjaan lainnya hanya merupakan pekerjaan
sambilan untuk mengisi waktu luang
d)
Masyarakatnya homogen
Oleh karena kepentingan pokoknya hampir sama, masyarakat desa
selalu bekerja sama untuk mencapai kepentingan-kepentingan mereka dalam arti
lain, bentuk kerjasamanya dalam masyarakat sering diistilahkan dengan gotong
royong dan tolong menolong. Gotong royong ada dua macam, yaitu :
a)
Kerja bersama untuk
pekerjaan yang timbulnya dari inisiatif warga masyarakat itu sendiri.
b)
Kerjasama untuk pekerjaan
yang inisiatifnya tidak timbul dari masyarakat itu sendiri berasal dari luar.
B.
HAKIKAT DAN SIFAT MASYARAKAT PEDESAAN
Masyarakat Infonesia lebih dari 80% tinggal di pedesaan dengan
mata pencaharian bersifat agraris. Tetapi sebenarnya dalam masyarakat pedesaan
terdapat ketegangan-ketegangan sosial antara lain :
a)
Konflik (pertengkaran)
Pertengkaran yang terjadi berkisar pada masalah
sehari-hari rumah tangga
dan menjalar ke luar rumah, sedangkan sumber pertengkaran itu
masalah kedudukan dan
gengsi,perkawinan,dsb
a)
Kontraversi (pertentangan)
Disebabkan oleh perubahan konsep kebudayaan (adat istiadat,
psikologi atau dalam hubungan dengan guna-guna. Meninjau masalah kontraversi
ini dari sudut kebiasaan masyarakat
b)
Kompetisi (Persiapan)
Wujud persaingan itu bisa positif dan negarif. Positif bila saling
meningkatkan usaha untuk prestasi dan produksi atau ouput (hasil), sebaliknya
yang negatif itu ketika berhenti pada sifat iri, menyebarkan fitnah-fitnah
tanpa mau berusaha untuk bersaing secara sehat.
c)
Kegiatan pada masyarakat
pedesaan
Masyarakat pedesaan mempunyai penilaian tinggi terhadap mereka
yang dapat bekerja keras tanpa bantuan orang lain.
Menurut
Mubiyarto, petani Indonesia mempunyai sifat berikut :
a)
Petani tidak kolot, tidak
bodoh atau tidak malas. Mereka bekerja keras agar tidak mati kelaparan.
b)
Sifat hidup penduduk desa
atau para petani kecil dengan rata-rata luas sawah ± 0,5 ha yang serba
kekurangan adalah menyerah pada takdir karena merasa tidak berdaya.
C. SISTEM NILAI BUDAYA PETANI INDONESIA
Sistem nilai budaya
petani Indonesia antara lain :
a)
Para petani Indonesia
menganggap bahwa hidupnya sebagai sesuatu hal yang buruk, penuh dosa,
kesengsaraan. Tetapi itu tidak berarti harus menghindari hidup yang nyata dan
menghindarkan diri tetapi harus menyadari keburukan hidup itu dengan berlaku
prihatin dan berusaha atau ikhtiar.
b)
Mereka beranggapan bahwa
orang bekerja untuk hidup dan untuk mencapai kedudukannya.
c)
Mereka berorientasi pada
masa ini, kurang memperdulikan masa depan.
d)
Menganggap bahwa alam tidak
menakutkan bila ada bencana alam hanya merupakan suatu yang harus wajib
diterima dengan menyesuaikan diri dengan alam, kurang adanya usaha untuk
menguasai
e)
Untuk menghadapi alam,
mereka hidup bergotong royong, mereka sadar hidup pada hakikatnya tergantung
pada sesama.
Mentalitas para petani perlu dikaji dan diadakan penelitian dan
pembahasan secara ilmiah dan mendalam agar diarahkan pada keberhasilan
pembangunan. Setiap program pembangunan desa dimaksudkan untuk membantu, dan
memacu masyarakat desa membangun berbagai sarana dan prasarana desa.
Dari segi geografisnya, desa adalah suatu hasil perpaduan antara
kegiatan sekelompok manusia dengan lingkungannya. Kemajuan negara dan kehidupan
modern menyebabkan banyak perubahan wujud desa.
D.
UNSUR-UNSUR DESA
1)
Daerah : tanah yang
produktif dan yang tidak, beserta penggunaannya, termasuk unsur lokasi, luas
dan batas yang merupakan lingkungan geografis setempat.
2)
Penduduk : meliputi jumlah
pertambahan, kepadatan, persebaran dan mata pencaharian penduduk desa setempat
3)
Tata Kehidupan : pola
pergaulan dan ikatan-ikatan pergaulan warga desa.
Ketiga unsur desa ini saling berkaitan tidak lepas satu sama lain.
Unsur daerah, penduduk dan tata kehidupan merupakan suatu kesatuan hidup.
Corak kehidupan desa didasarkan ikatan kekeluargaan yang erat.
Faktor lingkungan geografis memberi pengaruh terhadap kegotongroyongan ini
misal :
a.
Faktor topografi setempat
yang memberikan ajang hidup dan bentuk adaptasi penduduk.
b.
Faktor iklim dapat memberi
pengaruh positif dan negatif terhadap penduduk terutama petani-petaninya.
c.
Faktor bencana alam yang harus
dihadapi dan dialami bersama yang menimbulkan hubungan sosial yang akrab.
E.
FUNGSI DESA
1.
Dalam hubungannya dengan
kota, maka desa merupakan daerah dukung berfungsi sebagai suatu daerah
pemberian bahan makanan pokok.
2.
Ditinjau dari sudut potensi
ekonomi berfungsi sebagai lumbung bahan mentah dan tenaga kerja
3.
Dari segi kegiatan kerja
desa merupakan desa agraris, manufaktur, industri, nelayan, dsb. Jika berhasil,
maka akan memperkuat ketahanan secara nasional.
Ciri-ciri masyarakat
pedesaan di Indonesia pada umumnya :
1)
Homogenitas sosial
Hanya terdiri dari satu atau beberapa kekerabatan saja.
2)
Hubungan Primer
Hubungan kekeluargaan dilakukan musyawarah, mulai masalah umum
sampai masalah pribadi.
3)
Kontrol sosial yang ketat
4)
Gotong royong
Semua masalah diselesaikan secara gotong royong, baik gotong
royong murni maupun gotong royong timbal balik.
5)
Ikatan Sosial
Setiap anggotanya diikat dengan nilai adat dan kebudayaan, jika
ada yang melanggar akan dihukum dan dikeluarkan dari ikatan sosial dengan cara
mengucilkan. Oleh karena itu, setiap anggota harus patuh dan taat melaksanakan
aturan yang berlaku.
6)
Magis Religius
Setiap kegiatan kehidupan dijiwai dan diarahkan kepada Tuhan Yang
Maha Esa. Misal, mengadakan selamatan untuk meminta rezeki, perlindungan, dsb.
7)
Pola Kehidupan
Bermata pencaharian bidang agraris, baik pertanian, perkebunan,
perikanan dan peternakan.
5.
URBANISASI DAN URBANISME
Prosesnya dapat terjadi dengan lambat maupun cepat, tergantung
dari keadaan masyarakat yang bersangkutan. Proses tersebut terjadi dengan
menyangkut dua aspek, yaitu :
1)
Perubahan masyarakat desa
menjadi masyarakat kota
2)
Bertambahnya penduduk kota
yang disebabkan oleh mengalirnya penduduk dari desa.
Sehubungan dengan
proses diatas, maka ada beberapa sebab, antara lain:
1)
Daerah yang menjadi pusat
pemerintahan
2)
Letaknya strategis sekali
untuk usaha pedagangan
3)
Timbulnya industri di daerah
itu (barang dan jasa)
a.
Prinsip hubungan kekerabatan
b.
Prinsip hubungan tinggal
dekat/teritorial.
Prinsip ini tidak
lengkap jika tidak adanya :
a.
Tujuan khusus yang
ditentukan faktor ekologis
b.
Prinsip yang datang dari
“atas” oleh aturan dan undang-undang
6.
PERBEDAAN MASYARAKAT PEDESAAN DENGAN MASYARAKAT PERKOTAAN
1.
LINGKUNGAN UMUM DAN
ORIENTASI TERHADAP ALAM
Masyarakat pedesaan
berhubungan kuat dengan alam, menyebabkan pola pikir dan falsafah hidupnya
ditentukan oleh kepercayaan dan hukum alam. Sedangkan penduduk kota,
kehidupannya “bebas” dari realitas alam.
2.
PEKERJAAN ATAU MATA
PENCAHARIAN
Pada umumnya, mata
pencaharian daerah pedesaan adalah bertani dan berdagang. Di masyarakat kota
mata pencaharian cenderung menjadi terspesialisasi, yang dapat dikembangkan.
3.
UKURAN KOMUNITAS
Komunitas pedesaan lebih
kecil dari komunitas perkotaan.
4.
KEPADATAN PENDUDUK
Penduduk desa kepadatannya
lebih rendah dibanging kepadatan penduduk kota. Karena, adanya urbanisasi warga
desa ke daerah kota.
5.
HOMOGENITAS DAN
HETEROGENITAS
Homogenitas dalam ciri-ciri sosial dan
psikologis, bahasa, kepercayaan, adat-
istiadat, dan perilaku
sering nampak pada masyarakat pedesaan dibandingkan dengan masyarakat perkotaan.
Di kota sebaliknya, penduduknya heterogen, terdiri dari orang-orang berbagai
macam suku, ras, dan bangsa.
6.
DIFERENSIASI SOSIAL
Keadaan heterogen penduduk
kota berindikasi pentingnya derajat tinggi dalam diferensiasi sosial.
Sedangkan, tingkat homogenitasi di kehidupan masyarakat desa cukup tinggi dan
relatif berdiri sendiri dengan derajat lebih rendah daripada diferensiasi
sosial.
7.
PELAPISAN SOSIAL
Ada beberapa perbedaan
diantara masyarakat desa dengan kota :
a.
Pada masyarakat kota aspek
kehidupan pekerjaan, ekonomi dan sosial politik lebih banyak sistem
pelapisannya dibanding di desa
b.
Kesenjangan antara kelas
ekstrem dalam piramida sosial tidak terlalu besar di masyarakat desa, sedangkan
di kota jarak antara kelas ekstrem yang kaya dan miskin cukup besar.
c.
Umumnya, masyarakat desa
berada pada kelas menengah, sebab orang kaya dan orang miskin sering bergeser
ke kota disebabkan ikut transmigrasi.
d.
Ketentuan kasta tidak banyak
dipakai, tetapi di Indonesia khususnya di Bali ada ketentuan kasta.
8.
MOBILITAS SOSIAL
Terjadinya peristiwa
mobilitas sosial disebabkan oleh penduduk kota yang heterogen,
terkonsentrasinya lembaga-lembaga, saling tergantungnya organisasi-organisasi,
dan tingginya diferensiasi sosial, sehingga mobilitas sering terjadi di kota
dibanding dengan daerah pedesaan. Segi-segi penting dari mobilitas tersebut
adalah :
a.
Banyak penduduk yang pindah
kamar atau rumah ke kamar atau rumah lain, karena sistem kontrak yang terdapat
di kota, dan di desa tidak demikian
b.
Waktu yang tersedia bagi
penduduk kota untuk berpergian per satuan penduduk lebi banyak dibanding orang
desa
c.
Berpergian setiap hari di
dalam atau di luar dan pusat penduduk, di daerah kota lebih besar dibandingkan
dengan penduduk di desa
d.
Waktu luang di kota lebih
sedikit dibandingkan dengan di daerah pedesaan, sebab mobilitas penduduk kota
lebih tinggi
9.
INTERAKSI SOSIAL
Perbedaan yang penting dalam
interaksi sosial daerah pedesaan dengan perkotaan :
a.
Jumlah masyarakat pedesaan
lebih sedikit dan tingkat mobilitas sosialnya rendah.
b.
Dalam kontak sosial berbeda
secara kuantitatif maupun kualitatif.
10.
PENGAWASAN SOSIAL
Tekanan sosial masyarakat di desa lebih kuat
karena kontaknya bersifat pribadi dan ramah-tamah (informal), dan keadaan
masyarakat yang homogen. Di kota, pengawasan sosial lebih bersifat formal,
pribadi, kurang “terkena” aturan yang ditegakkan, dan peraturan
lebih menyangkut masalah pelanggaran.
11.
POLA KEPEMIMPINAN
Di pedesaan untuk menentukan
kepemimpinan ditentukan oleh kualitas pribadi dari individu.
12.
STANDAR KEHIDUPAN
Di kota, dengan konsentrasi
dan jumlah penduduk yang padar, tersedia dan ada kesanggupan menyediakan
kebutuhan tersebut. Sedangkan, di desa orientasi hidup dan pola pikir
masyarakat desa yang sederhana dan standar hidup kurang mendapat perhatian.
13.
KESETIAKAWANAN SOSIAL
Kesetiakawanan sosial pada
masyarakat pedesaan dan masyarakat perkotaan banyak ditentukan oleh beberapa
faktor yang berbeda. Pada masyarakat desa, kesetiakawanan sosial akibatdari
sifat yang sama, pengalaman yang sama, tujuan yang sama. Terdapat pula gotong
royong dan musyawarah untuk menyelesaikan masalah.
Kesatuan dan kepaduan daerah
kota berbeda dimana dasarnya dari ketidaksamaan dan perbedaan pembagian tenaga
kerja, saling tergantung, spesialisasi, tidak bersifat pribadi, dan macam-macam
perjanjian serta hubungan lebih bersifat formal.
14.
NILAI DAN SISTEM
NILAI
Perbedaannya dapat diamati
dalam kebiasaan, cara, dan norma yang berlaku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar