Senin, 16 November 2015

Rangkuman Bab 8 Ilmu Pengetahuan,Teknologi,dan Kemiskinan





ILMU  PENGETAHUAN,   TEKNOLOGI,   DAN  KEMISKINAN

            Dari ketiga kata tersebut mungkin terdapat permasalahan (adanya kontinuitas dan perubahan, harmoni atau disharmoni). Ilmu pengetahuan terdiri dari kata “ilmu” dan “pengetahuan”, dimana dalam membicarakan “pengetahuan” saja terdapat berbagai macam masalah, seperti kemampuan indera dalam memahami fakta pengalaman dan dunia realitas, hakikat pengetahuan, dsb. Dalam Institutes of metaphisics (1854), pemikiran tentang teori pengetahuan disebut “epistemologi.”

 Pengetahuan ilmiah harus ditingkatkan karena, pengetahuan, perbuatan, ilmu, dan etika saling berkaitan dan harus seimbang dengan pertimbangan moral ilmiah. Dalam penggunaan teknologi, harus tetap dalam konteks yang rasional, sebab teknologi juga mempunyai dampak sosial. Menurut Schumacher, dunia modern dihadapi tiga krisis, yaitu pertama, sifat kemanusiaan berontak terhadap pola-pola politik, organisasi dan teknologi yang tidak berperikemanusiaan, yang terus menyesakan napas dan melemahkan badan. Kedua, lingkungan hidup menderita dan menunjukkan tanda-tanda setengah binasa. Ketiga, penggunaan sumber daya yang tidak dapat dipulihkan, sehingga kekurangan sumber daya alam.
Masalah kemiskinan akan dihadapkan persoalan lain, seperti persepsi manusia terhadap kebutuhan pokok, posisi manusia dalam lingkungan sosial, dan peran IPTEK memanfaatkan sumber daya alam untuk membasmi kemiskinan. Karena, IPTEK dengan kemiskinan tidak dapat dipisahkan, sehingga diperlukan srudi mendalam dan analisis interdisipliner.


1.    ILMU PENGETAHUAN

Ilmu tersusun dari pengetahuan secara teratur, diperoleh dengan  objek tertentu dengan sistematis, metodis, rasional/logis, empiris, umum, dan akumulatif. Perlu berpangkal pada teori-teori kebenaran pengetahuan untuk membuktikan isi pengetahuan itu benar. Teori pertama bertitik tolak adanya hubungan dalil, dimana pengetahuan dianggap benar apabila dalil itu memiliki hubungan dengan dalil terdahulu. Kedua, pengetahuan itu benar apabila ada kesesuaian dengan kenyataan. Teori ketiga, pengetahuan benar apabila mempunyai konsekuensi praktis dalam diri yang punya pengetahuan itu. Pembentukan ilmu membutuhkan 2 objek, yaitu objek material (tujuan) dan objek formal(sudut pandang). Langkah-langkah memperoleh ilmu dan objek ilmu meliputi pengamatan, menganalisa, dan menguji dengan menghadapkan fakta-fakta.
Banyaknya  teori dan pendapat  tentang pengetahuan   dan kebenaran mengakibatkan  suatu definisi  ilmu pengetahuan  akan mengalami  kesulitan. Langkah-langkah dalam  memperoleh  ilmu  dan objek  ilmu  meliputi  rangkaian  kegiatan  dan tindakan.  Dimulai dengan pengamatan,   yaitu suatu kegiatan  yang diarahkan kepadafakta  yang mendukung  apa yang dipikirkan untuk sistemasi, kemudian menggolong-golongkan   dan  membuktikan   dengan  cara  berpikir   analitis, sintesis,  induktif dan deduktif'.  Yang  terakhir  ialah  pengujian  kesimpulan dengan menghadapkan  fakta-fakta  sebagai upaya mencari berbagai  hal yang merupakan  pengingkaran.
Untuk mencapai suatu pengetahuan  yang ilmiah dan objektif diperlukan sikap  yang  bersifat   ilmiah.   Bukan   membahas   tujuan   ilmu,   melainkan mendukung  dalam  mencapai  tujuan  ilmu  itu sendiri,  sehingga  benar-benar objektif,  terlepas  dari prasangka  pribadi  yang bersifat  subjektif.  Sikap yang bersifat  ilmiah  itu meliputi  empat hal:

a.     tidak ada perasaan yang bersifat pamrih sehingga mencapai pengetahuan ilmiah yang objektif.
b.     Selektif, artinya mengadakan pemilihan terhadap problema didukung fakta atau gejala
c.     Kepercayaan yang layak terhadap kenyataan yang tak dapat diubah
d.     Merasa pasti bahwa setiap pendapat, teori, maupun aksioma telah mencapai kepastian, namun masih terbuka untuk dibuktikan lagi.

       Penelitian     dasar   bertujuan     utama    menambah pengetahuan  ilmiah, sedangkan  penelitian terapan adalah untuk menerapkan secara  prakti pengetahuan     ilmiah. Dala menerapkan   dan  mengembangkan    ilmu  pengetahuan     tersebut, perlu   diperhatikan     hambatan    sosialnya.     Bagaimana     konteksnya     dengan teknologi,    da kemungkinan      untuk    mewujudkan      suatu    perpaduan     dan pertimbangan     moral  dan  ilmiah.

2.    TEKNOLOGI

     Ilmu pengetahuan (body of knowledge), dan teknologi  sebagai suatu seni (state of art) yang mengandung  pengertian berhubungan dengan proses produksi; menyangkutcara bagaimana berbagai sumber, tanah, modal,  tenaga kerja dan keterampilan  dikombinasikan  untuk merealisasi tujuan produksi. Dari   batasan   di  atas  jelas,   bahwa   teknologi    sosial   pembangunan memerlukan    semua   science   dan  teknologi   untuk   dipertemukan    dalam menunjang tujuan-tujuan pembangunan. Fenomena  teknik  pada masyarakat  kini,  menurut  Sastrapratedja  (1980) memiliki  ciri-ciri  sebagai berikut  :
a.  Rasionalitas, artinya tindakan spontak oleh teknik diubah menjadi tindakan yang direncanakan  dengan perhitungan  rasional.
b.  Artifisialitas,     artinya   selalu   membuat   sesuatu   yang   buatan   tidak alamiah.
c.   Otomatisme,       artinya     dalam    hal   metode,     organisasi      dan   rumusan dilaksankaan            serba   otomatis.     Demikian     pula   dengan    teknik    mampu mengelimkinasikan kegiatan   non-teknis    menjadi   kegiatan   teknis.
d.  Monime, artinya semua teknik bersatu, saling berinteraksi dan saling bergantung.
e.  Universalisme, artinya teknik melampaui batas-batas kebudayaan dan ediologi.
f.    Otonomi, artinya teknik berkembang menurut prinsip-prinsip sendiri.

     Teknik-teknik manusia yang dirasakan pada masyarakat teknologi, terlihat dari kondisi kehidupan manusia itu sendiri. Gambaran kondisi tersebut adalah sebagai berikut :

1.    Situasi tertekan. Emosi manusia dalam menyiapkan diri dengan skill-skill tertentu menuntut kualitas dari manusia itu sendiri tetapi tidak secara langsung.
2.    Perubahan ruang dan lingkungan manusia. Dibatasi oleh waktu dan lingkungan.
3.    Perubahan waktu dan gerak manusia. Tidak bisa menghargai waktu dan menjalani kehidupan apa adanya tanpa berusaha menjalaninya sepenuh hati.
4.    Terbentuknya suatu masyarakat massa. Adanya kesenjangan diantara masyarakat, hilangnya nilai-nilai hubungan sosial yang sebenarnya sangat diperlukan bagi kelangsungan hidup individu.
5.    Teknik-teknik manusiawi dalam arti ketat. Harus menyelaraskan diri dengan kepentingan manusia yang lainnya.

Saat ini, negara-negara teknologi maju telah memasuki tahap superindustialisme, melalui inovasi teknologis tiga tahap :
a.    Ide kreatif
b.    Penerapan praktis
c.    Difusi atau penyebarluasan dalam masyarakat

Tahapan-tahapan tersebut menyebabkan proses perubahan. Akselerasi perubahan secara drastis dapat dianalisis menurut lima komponen dasar, yaitu : benda, tempat, manusia, organisasi, dan ide. Ditambah faktor waktu, membentuk pengalaman sosial.
Teknologi tepat guna sering tidak berdaya menghadapi teknologi Barat. Ciri-ciri teknologi Barat :
1)    Serba intensif dalam segala hal, sehingga lebih akrab dengan kaum elit daripada dengan buruh itu sendiri.
2)    Dalam struktur sosial, teknologi barat bersifat melestarikan sifat kebergantungan.
3)    Kosmologi/pandangan teknologi barat.

3.    ILMU PENGETAHUAN TEKNOLOGI DAN NILAI

     Dalam penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi harus dikaitkan dengan nilai atau norma. Namun, dalam penerapannya kurang memperhatikan masalah nilai, moral atau segi-segi manusiawi lainnya. Sehingga, terdapat dua pemikiran yaitu : menyatakan ilmu bebas nilai dan yang menyatakan ilmu tidak bebas nilai. Sikap lainnya adalah kita tidak perlu mengaitkan antara ilmu dan nilai. Pendapat tersebut kurang bertanggung jawab, sebab nilai atau moral merupakan hal mendasar dalam kehidupan manusia.
     Yang dihasilkan oleh ilmu pengetahuan merupakan hasil penalaran (rasio) secara objektif. Dimana, ilmu itu diperoleh melalui kegiatan metode ilmiah atau epistemologi yang berisi hipotesis dengan deduksi dan verifikasi secara faktual. Sedangkan pengetahuan adalah pikiran dan pemahaman diluar kegiatan metode ilmiah, dapat berupa hasil pengalaman (common sense) atau intuisi (pengetahuan tanpa penalaran) dan wahyu dari Allah SWT.
     Ilmu pengetahuan pada dasarnya memiliki tiga komponen, yaitu :
1)  Ontologis : hakikat yang dikaji oleh pengetahuan atau objek formal dari suatu pengetahuan. Komponennya adalah asas menggunakan ilmu pengetahuan atau fungsi dari ilmu pengetahuan.
2)  Epistemologis : berkaitan dengan nilai/moral pada proses logis-hipotesis-verifikasi.
3)  Aksiologis : berkaitan dengan nilai/moral dimana ilmu harus dimanfaatkan dan digunakan demi kebaikan bersama.

                        Kaitan ilmu dan teknologi dengan nilai atau moral, berasal dari penerapan ilmu dan teknologi sendiri. Sikap ilmuwan dibagi menjadi dua golongan:
1)    Golongan yang menyatakan ilmu dan teknologi bersifat netral terhadap nilai-nilai baik secara ontologis maupun aksiologis. Berasumsi bahwa kebenaran itu dijunjung tinggi sebagai nilai, sehingga nilai-nilai kemanusiaan lainnya dikorbankan demi teknologi.
2)    Golongan yang menyatakan bahwa ilmu dan teknologi bersifat netral hanya dalam batas-batas metafisik keilmuwan, sedangkan dalam penggunaan dan penelitiannya berlandaskan asas-asas moral atau nilai-nilai. Berasumsi bahwa ilmuwan telah mengetahui akses-akses yang terjadi apabila ilmu dan teknologi disalahgunakan.
      Dampak dari perkembangan IPTEK dirasakan lebih banyak di negara berkembang. Sistem-sistem teknologi yang dikendalikan oleh kelompok asing, mengubur dan mematikan kebudayaan tradisional dan nilai-nilai sehingga sedikit demi sedikit akan luntur. Kelunturan ini disebabkan kurangnya kendali demikian konsekuensinya jauh lebih buruk. Upaya yang harus dilakukan :
1)    Mempertimbangkan atau kalau perlu mengganti kriteria utama dalam menolak atau menerapkan suatu inovasi teknologi yang didasarkan pada keuntungan ekonomis atau sumbangannya kepada pertumbuhan ekonomi.
2)    Pada tingkat konsekuensi sosial, penerapan teknologi harus merupakan hasil kesepakatan ilmuan sosial dari berbagai disiplin ilmu.

4. KEMISKINAN

     Garis kemiskinan, yang menentukan batas minimum pendapatan yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan pokok, bisa dipengaruhi oleh tiga hal :
1)  Persepsi manusia terhadap kebutuhan pokok yang diperlukan
2)  Posisi manusia dalam lingkungan sekitar
3)  Kebutuhan objektif manusia untuk bisa hidup secara manusiawi
     Persepsi manusia terhadap kebutuhan pokok yang diperlukan dipengaruhi oleh tingkat pendidikan, adat-istiadat, dan sistem nilai yang dimiliki. Dalam hal ini, garis kemiskinan dilihat dari bagaimana posisi pendapatan negara. Ciri-ciri masyarakat yang hidup di bawah garis kemiskinan :
a. Tidak memiliki faktor produksi sendiri
b. Tidak memiliki kemungkinan untuk memperoleh aset produksi dengan kekuatan sendiri
c. Tingkat pendidikan rendah
d. Tinggal didesa sebagai pekerja bebas
e. Hidup di kota berusia muda, dan tidak punya keterampilan

Kemiskinan dikategorikan kedalam tiga unsur :
1) Kemiskinan disebabkan handicap badaniah ataupun mental seseorang
2) Kemiskinan disebabkan oleh bencana alam
3) Kemiskinan buatan
           Karena kemiskinan disebabkan oleh struktur ekonomi, maka diperlukan memahami inti pokok dari suatu “struktur”. Pola relasi dari struktut ini, yang penting adalah struktur dalam sosial ekonomi. Pola relasi dalam struktur sosial ekonomi ini dapat diuraikan sebagai berikut :
a.    Pola relasi antar manusia dengan sumber kemakmuran ekonomi
b.    Pola relasi antar subjek dengan hasil produksi
c.    Pola relasi antar subjek dalam keseluruhan mata rantai kegiatan sistem produksi.
                      
                        Jika kita menganut teori fungsionalis dari statifikasi maka kemiskinan memiliki sejumlah fungsi :
1)    Fungsi ekonomi : penyedia tenaga kerja, membuka lapangan kerja baru, memanfaatkan barang bekas
2)    Fungsi sosial : kebaikan spontan dan perasaan, ukuran kemajuan bagi kelas atas dan merangsang adanya badan amal.
3)    Fungsi kultural : sumber inspirasi kebijaksaan teknorat dan sastrawan serta memperkaya budaya
4)    Fungsi politik      : Masyarakat marginal untuk bersaing dengan masyarakat yang lain.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jangan lupa untuk cantumkan link jika ingin meng-copy tulisan saya di blog ini. Terimakasih